Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, sektor komoditas yang terbilang jitu untuk menyasar negara-negara tradisional saat ini memang masih berorientasi komoditas migas.
"Tapi sebenarnya makanan dan minuman, hasil manufaktur, dari tekstil, itu semua bisa mulai 'dijual' pemerintah ke negara non tradisional," kata Heri.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, memang konsep membuka pasar baru telah dipetakan pemerintah. Bahkan, mendapat instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun hal itu dilakukan lantaran pemerintah ingin mengulang prestasi di masa lalu, misalnya saat berhasil melakukan penetrasi ekspor ke India. Hasilnya, saat ini India menjadi salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia, bahkan penyumbang surplus terbesar pula.
“Misalnya kami mencoba perhatian untuk membuka jalan ke Iran, Nigeria, Afrika Selatan, itu negara-negara yang penduduknya besar dan ekonomi juga besar,” kata Darmin.
Hanya saja, memang membuka pasar dan melakukan penetrasi yang tinggi ke negara-negara non tradisional itu tak mudah dan butuh waktu. Pemerintah, sambung Darmin, masih perlu berbenah untuk meningkatkan kualitas industri dan membina hubungan perdagangan itu.