Hanya 12,6 Persen Masyarakat Indonesia Punya Rencana Keuangan

CNN Indonesia
Sabtu, 21 Okt 2017 18:49 WIB
Hal itu dinilai membuktikan bahwa kesadaran perencanaan keuangan masyarakat Indonesia masih minim.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hanya 12,6 persen masyarakat Indonesia yang telah melakukan perencanaan keuangan. Hal itu dinilai membuktikan bahwa kesadaran perencanaan keuangan masyarakat Indonesia masih minim.

"Hanya 12,6 persen dari masyarakat Indonesia yang memikirkan soal punya perencanaan keuangan, duitnya mau dibuat apa. Rata-rata itu ngawur, pokoknya nggak dipikirin uangnya mau jadi apa," tutur Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Sardjito di sela gelaran Sun Life Edufair 2017 di Mal Kota Kasablanca, Jumat (20/10).

Menurut Sardjito, selain tingkat literasi keuangan yang minim, pendapatan masyarakat yang masih rendah juga menjadi faktor minimnya kesadaran perencanaan keuangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Padahal, perencanaan keuangan untuk masa depan sangat penting. Dengan adanya perencanaan, masyarakat bisa memperhitungkan kebutuhan keuangannya di masa mendatang sejak dini. Dengan demikian, masyarakat bisa menghindari risiko pembengkakan pengeluaran yang tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan.

"Hal yang terbaik adalah orang Indonesia memiliki perencanaan pengahasilannya untuk apa saja sehingga tidak terjadi masalah di rumah tangganya dan juga bisa merencanakan untuk anak-anaknya, perkembangan pendidikan dan sebagainya," jelasnya.

Maka itu, OJK harus kerja keras untuk meningkatkan literasi keuangan dan mendorong perencanaan keuangan. Caranya dengan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

"Masyarakat yang lebih maju pasti memiliki perencanaan keuangan yang lebih maju," ujarnya.

Upaya untuk membangun kesadaran perencanaan keuangan tidak bisa hanya dilakukan oleh regulator. Pelaku industri dan masyarakat juga perlu terlibat dalam upaya tersebut.

Menyadari hal itu, perusahaan asuransi PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) aktif menggelar kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan, salah satunya Sun Life Edufair 2017.

Kegiatan pameran edukasi yang berlangsung pada 20-21 Oktober 2017 di Mal Kota Kasablanca Jakarta ini bertujuan untuk membantu keluarga Indonesia mendapatkan informasi komprehensif seputar kebutuhan pendidikan anak, termasuk perencanaan keuangannya. Hal ini penting mengingat masyarakat menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama karena sebagai langkah awal bagi kesuksesan anak Indonesia.

Berdasarkan data IPSOS 2017, sebanyak 86 persen orang tua di Indonesia rela mengorbankan tabungan pensiun demi memenuhi kebutuhan pendisikan anaknya.


Kemudian, lebih dari 70 persen orang tua di Indonesia masih mengandalkan pendapatan bulanan untuk biaya pendidikan anak dan seperempatnya mengaku tidak memiliki refensi tentang besarnya dana pendidikan yang harus dianggarkan.

"Melalui Sun Life Edufair 2017, kami berharap pemahaman mengenai perkembangan dunia pendidikan akan terus meningkat dan semakin banyak keluarga Indonesia yang sadar untuk mulai menyusun perencanaan keuangan yang tepat untuk pendidikan anak," ujar Presiden Direktur Sun Life Elin Waty.

Perusahaan juga meluncurkan portal informasi Brigh Education www.brightedu.co sebagai referensi pendidikan dan perencanaan keuangan jangka panjang masyarakat.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER