Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengincar investasi sekitar Rp15-16 triliun tertanam di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke yang terletak di Provinsi Sumatera Utara pada 2018.
Target tersebut meningkat sekitar 41,5 persen sampai 50,9 persen dari raupan investasi saat ini sebesar Rp10,6 triliun dengan total 85 hektar lahan yang terpakai.
"Target kami 2.000 hektar lahan KEK Sei Mangke digunakan investor, bukan hanya 200 hektar," ujar Darmin dalam keterangan tertulis, Senin (27/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi mengejar target tersebut, ia mengaku telah memerintahkan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III Dasuki Amsir selaku pengurus KEK, untuk meningkatkan pemasaran Badan Usaha dan Pengelola KEK Sei Mangke ke investor. Caranya, dengan meletakkan orang-orang berkompeten pada bagian pemasaran.
Bersamaan dengan itu, Darmin memastikan akan terus mempermudah dan mempercepat proses perizinan, sehingga delapan perizinan yang harus dimiliki investor telah tersedia di Kantor Administrator KEK.
"Setelah itu, investor tinggal tanda tangan komitmen bahwa perizinan lainnya akan segera diurus dan dilengkapi. Investor sudah bisa langsung membangun di lahan KEK," terangnya.
Lalu, pemerintah juga terus mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung dan mengembangkan yang telah ada, yaitu Pelabuhan Hubungan Internasional Kuala Tanjung, Bandar Udara Internasional Kualanamu, jalur kereta api, jalur tol, dan akses lainnya.
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan, khususnya untuk Pelabuhan Kuala Tanjung, pemerintah telah meminta PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I untuk merancang kelogistikan peti kemas dengan volume mencapai 20 juta teus.
“Dengan peran dan volume sebesar itu, intermoda transportasi yang terintegrasi bagi Pelabuhan Kuala Tanjung adalah mutlak,” kata Wahyu.
Sampai akhir November ini, raupan investasi sebesar Rp10,6 triliun telah diberikan oleh PT Alternatif Protein Indonesia (API) senilai Rp6,5 triliun pada hari ini, untuk membangun pabrik pada Januari 2018.
Perusahaan ini akan memproduksi alternatif protein, seperti fats, chitin, lauric acids, serta turunan dari protein dan bio-fertilizer di lahan seluas 51 hektar.
Selain itu, sekitar Rp3 miliar datang dari PT Unilever Oleochemical Indonesia untuk pembangunan pabrik dengan luas 27 hektar. Kemudian, sisanya Rp1,1 triliun dari PT Industri Nabati Lestari yang akan membangun pabrik seluas tujuh hektar yang ditargetkan selesai pada pertengahan tahun depan.
Bila pabrik ini berjalan, maka akan memproduksi minyak goreng dengan kapasitas mencapai 456 ribu ton per tahun, furined fatty acid distillate sekitar 27 ribu ton per tahun, dan stearin 114 ribu ton per tahun.
(lav)