Kementerian PUPR Bangun 7 Bendungan Rp5,9 Triliun di NTT

Agustiyanti | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jan 2018 18:42 WIB
Kementerian PUPR tengah membangun tujuh bendungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) senilai Rp5,9 triliun.
Ilustrasi. Kementerian PUPR tengah membangun tujuh bendungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) senilai Rp5,9 triliun. (dok. Pemerintah Kota Bojonegoro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun tujuh bendungan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki curah hujan rendah. Biaya pembangunan tujuh bendungan tersebut mencapai sekitar Rp5,9 triliun.

Bendungan yang dibangun merupakan bagian dari 49 bendungan baru yang diprogramkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Adapun secara keseluruhan, pembangunan ketujuh bendungan akan menampung 188 juta m3 volume air yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi, sumber air baku, pembangkit listrik dan pariwisata.

"Biaya pembangunan tujuh bendungan tersebut Rp 5,9 triliun. Sangat penting bagi masyarakat NTT yang kerap mengalami kekurangan air," kata Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR, Selasa (9/1).

Empat bendungan, berada di Pulau Timor yakni Bendungan Raknamo, Rotiklot, Manikin, dan Kolhua. Sedangkan tiga lainnya berada di Pulau Flores yakni Bendungan Napun Gete, Temef dan Mbay.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari tujuh bendungan, satu bendungan, yakni Bendungan Raknamo telah selesai. Tiga bendungan, yakni Rotiklot, Napun Gete, dan Temef dalam tahap konstruks, serta tiga bendungan, yakni Mbay, Manikin, dan Kolhua dalam tahap perencanan dan persiapan.

Bendungan Raknamo dimulai pembangunannya (groundbreaking) oleh Presiden Jokowi pada tanggal 20 Desember 2014 dan akan diresmikan pengisiannya oleh Kepala Negara pada hari ini (9/1). Penyelesaian pembangunan bendungan ini lebih cepat 13 bulan dari target semula yakni Januari 2019.

Proses yang cepat dimungkinkan karena pengadaan lahan berjalan lancar atas dukungan penuh dari masyarakat NTT, kondisi jalan akses yang baik, sehingga mobilisasi alat berat mudah dilakukan dan dapat bekerja hingga tiga shift sehari.

Setelah Raknamo, berikutnya akan selesai Bendungan Rotiklot dengan kapasitas 3,2 juta m3 pada Maret 2018 atau lebih cepat 8 bulan dari jadwal semula.

“Bendungan Rotiklot berada di Atambua Kabupaten Belu. Daya tampungnya relatif kecil karena daerahnya sangat kering,” kata Imam Santoso.

Lalu, Bendungan Napun Gete berkapasitas tampung 6,9 juta m3 ditargetkan selesai tahun 2020, sementara Bendungan Temef dengan kapasitas tampung56 juta m3 dengan target selesai tahun 2022.

Selain bendungan, Kementerian PUPR juga membangun embung di NTT. Dalam kurun waktu 2015-2017 telah dibangun embung di 288 lokasi dengan biaya Rp 665,2 miliar. Adapun tahun ini, pemerintah berencana melanjutkan pembangunan embung di 24 lokasi dengan biaya Rp 32,04 miliar. Kementerian PUPR juga mengklaim telah merealisasikan program penyediaan dan pengelolaan air tanah dan air baku melalui pembangunan 278 sumur bor dengan biaya Rp 256,08 miliar. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER