Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen Ratu Prabu Grup tengah mengkaji untuk membuat perusahaan baru berbasis infrastruktur yang akan membangun dan mengoperasikan secara khusus proyek Light Rail Transit Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (LRT Jabodetabek).
Direktur Utama Ratu Prabu Grup Burhanuddin Bur Maras mengungkapkan, pihaknya belum menentukan perusahaan sektor infrastruktur tersebut akan ditempatkan di bawah langsung Ratu Prabu Grup atau dinaungi oleh anak usahanya yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI).
"Kami akan membuat perusahaan baru, kami masih menggodoknya, namanya mungkin PT Ratu Prabu LRT," ungkap Bur Maras, Selasa (9/1).
Sejauh ini, Burhanuddin menjelaskan, Ratu Prabu Grup memiliki beberapa lini usaha, seperti properti dan energi, khususnya jasa di sektor minyak dan gas (Migas).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti juga ada infrastruktur dengan proyek LRT ini," imbuh Bur Maras.
Bur Maras mengaku telah berdiskusi dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pekan lalu untuk menceritakan usulannya membangun LRT Jabodetabek dengan ruas sepanjang 200 - 400 kilometer (km).
"Sandiaga sangat senang dengan usulan ini, beliau juga orang bisnis jadi saya jelaskan langsung paham," kata Bur Maras.
Bur Maras memaparkan, proyek LRT ini akan menghabiskan dana besar hingga US$28 - US$30 miliar atau Rp378 triliun - Rp405 triliun (kurs rupiah Rp13.500).
Nantinya, Ratu Prabu Grup akan meminta bantuan perbankan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pendanaan tersebut. Bur Maras mengaku telah melakukan pembicaraan dengan beberapa negara, seperti Jepang, Korea, dan China.
(lav)