Jakarta, CNN Indonesia --
Bursa Efek Indonesia (BEI) merevisi target perusahaan
go public menjadi hanya 25-30 emiten pada 2019 mendatang dari sebelumnya 35 emiten. Revisi target mengantisipasi pesta demokrasi pemilihan presiden yang akan berlangsung di tahun depan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD Nyoman Yetna Setia mengaku hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi manajemen terhadap kondisi politik.
"Target perusahaan tercatat tahun ini 35 emiten. Untuk 2019 kami coba antisipasi kemungkinan karena kondisi politik, jadi bukan 35 emiten tapi 25 - 30 emiten," ujar Nyoman, Jumat (29/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang tahun ini, jumlah emiten baru mencapai 21 emiten. Beberapa emiten yang melakukan pencatatan tahun ini, di antaranya PT MNC Studios International Tbk (MSIN), PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), PT Sky Energi Indonesia Tbk (JSKY), dan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).
Kendati menurunkan target emiten baru tahun depan, tetapi Nyoman menegaskan pihaknya akan mengerek target jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana (
Initial Public Offering/IPO) pada 2020 mendatang menjadi 40 emiten.
"Tentunya, target ini kami berikan waktu untuk diskusi kembali, sebenarnya meski tahun 2019 adalah tahun politik, tetapi kinerja perusahaan tercatat semakin tahun semakin lebih baik," jelas Nyoman.
Ia mengklaim saat ini sudah ada 32 perusahaan yang masuk dalam pipeline untuk melantai di BEI. Namun, ia belum bisa menyebut detil bidang usaha masing-masing emiten tersebut.
Lebih lanjut Nyoman mengungkapkan, BEI akan melanjutkan pembinaan perusahaan rintisan (start up) untuk mendorong jumlah perusahaan kelas menengah di BEI.
"Kami kan saat ini sudah ada pembinaan di inkubator, butuh beberapa waktu untuk sampai mereka IPO," imbuh dia.
Tak hanya
start up, Nyoman juga mengajak perusahaan pertambangan melakukan IPO. Saat ini, BEI sedang menggodok aturan relaksasi bagi perusahaan pertambangan untuk bisa IPO, meski masih dalam tahap eksplorasi.
"Namun, didukung dengan penguatan tata kelola perusahaan dan listing standards yang akomodatif dengan kebutuhan pasar," pungkasnya.
(bir)