Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (
Kemenkeu) menargetkan revaluasi seluruh
Barang Milik Negara (BMN) yang diperoleh hingga 31 Desember 2015 rampung tahun ini.
"Insyaallah, nilainya (nilai aset) akan meningkat. Nanti akan kami umumkan menjelang akhir tahun pada saat Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati) menyampaikan laporan kepada Presiden (
Joko Widodo) pada akhir November," ujar Direktur Jendera Kekayaan Negara Isa Rachmatawarta di kantornya, Selasa (7/8).
Isa mengungkapkan proses revaluasi telah berjalan sejak tahun lalu. Revaluasi yang dilakukan terhadap BMN, berupa aset tetap seperti tanah, bangunan, jalan, jembatan, dan bangunan air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biaya (revaluasi aset) beberapa puluh miliar rupiah mungkin sampai seratus miliar rupiah," ujarnya.
Dengan melakukan revaluasi, negara akan mengetahui nilai terkini dari BMN yang dimiliki.
"Kami tidak ingin punya aset yang harganya masih Rp1 juta. Padahal, sekarang, letaknya berada di SCBD (Kawasan Pusat Bisnis Senayan) yang harganya bisa triliunan," ujarnya.
Selain itu, dengan revaluasi database BMN di kementerian/lembaga (K/L) akan menjadi lebih rapi sehingga pengawasan bisa semakin tertib. Pemerintah juga bisa mengetahui aset-aset yang selama ini belum tercatat dan belum dimanfaatan.
"Misalnya, kami punya tanah yang tidak dibangun apa-apa atau belum dimanfaatkan. Ini akan kami identifikasi dan kami akan segera tentukan pemanfaatan selanjutnya," jelasnya.
Revaluasi juga bentuk perbaikan tata kelola pemerintahan. Terakhir, pengkinian nilai aset juga dapat meningkatkan nilai BMN sebagai aset dasar (underlying asset) sukuk negara.
Tahun lalu, lanjut Isa, pemerintah menargetkan revaluasi dilakukan terhadap sekitar 350 ribu item BMN. Realisasinya mencapai 105 persen karena mendapatkan beberapa barang yang tadinya tidak tercatat.
"Tahun lalu, nilai asetnya naik 250-an persen tetapi ini belum resmi, belum diaudit," ujarnya.
Tahun ini, revaluasi akan dilakukan untuk 539 ribu item. Per hari ini, realisasinya telah mencapai 75 persen.
Disebutkan Isa, total nilai BMN yang tercatat dalam laporan keuangan negara per 31 Desember 2017 mencapai Rp2.500 triliun. Adapun hasil revaluasi aset yang dilakukan sejak tahun lalu baru akan dicatat dalam laporan keuangan negara tahun ini.
"BPK memutuskan dan kami sepakat diaudit setelah semua proses (revaluasi) selesai yang ditargetkan selama dua tahun 2017, 2018," ujarnya.
Isa menargetkan seluruh pekerjaan lapangan terkait penghitungan nilai aset, seperti kunjungan lapangan, selesai pada akhir Agustus 2018. Setelah itu, proses dilanjutkan dengan penyusunan laporan tertulis untuk kemudian disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.
(agi)