Jakarta, CNN Indonesia -- Bank sentral
Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan mengerikan terkait dampak
perang dagang yang terjadi antara Negeri Paman Sam dengan
China.
Dalam peringatan tersebut mereka mengatakan bahwa perang dagang akan memberikan ancaman besar terhadap ekonomi.
Dampak paling mereka risaukan dari perang dagang adalah peningkatan inflasi dan mengurangi gairah investor untuk menanamkan investasi mereka di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejolak seperti itu, kata anggota komite pada gilirannya juga akan mengganggu konsumsi rumah tangga dan distribusi barang.
Dampak-dampak tersebut, kata mereka, sudah mulai dirasakan. Sejumlah investor sudah mulai mengurangi atau menunda investasi mereka karena ketidakjelasan kebijakan perdagangan.
"Beberapa sudah mulai melakukannya dan yang lain mungkin menyusul kalau perang dagang tak segera diakhiri," kata anggota komite The Fed dalam risalah rapat seperti dikutip dari
CNN.com, Kamis (23/8).
Dampak tersebut juga disampaikan para ekonom. Mereka
menyatakan bahwa setiap pemberlakuan tarif terhadap produk US$100 miliar, bisa mengurangi perdagangan global sampai dengan 0,5 persen.Mereka juga memperkirakan perang dagang akan menggerus pertumbuhan baik AS maupun China. Untuk China, perang dagang diperkirakan akan menggerus pertumbuhan 2018 sampai dengan 0,1-0,3 poin.
Untuk AS, dampak perang akan terasa besar dirasakan pada 2019 mendatang. Agar dampak tersebut tak terjadi, Presiden AS Donald Trump meminta agar The Fed bisa menerapkan kebijakan suku bunga yang lebih akomodatif.
Ia meminta The Fed untuk tidak terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Menurut Trump, kebijakan suku bunga The Fed bisa menghambat upayanya untuk menggenjot ekspor.
Namun, keinginan Trump tersebut kemungkinan besar tak akan diikuti oleh The Fed.
Mereka menyatakan kalau ekonomi AS tetap tumbuh sesuai jalur, The Fed akan tetap menaikkan suku bunga acuan.
(cnn/bir)