Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Penjamin Simpanan (
LPS) memprediksi perbankan akan mengerek
suku bunga kredit dan deposito, meskipun Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (7
Days Reverse Repo Rate/7DRRR) di level 5,75 persen pada Oktober 2018. Tren kenaikan suku bunga diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
"Kalau kita lihat tren suku bunga pasar memang masih terus naik," kata Anggota Dewan Komisioner LPS Destry Damayanti di Jakarta, Selasa (23/10).
Destry menjelaskan transmisi kenaikan suku bunga acuan oleh perbankan belum tuntas. Sebagai catatan, bank sentral telah mengerek suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 150 basis poin (bps) sejak awal tahun menjadi 5,75 persen mengikuti tren kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Federal Reserve.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, suku bunga penjaminan baru naik setengahnya atau 75 bps. Itu artinya, transmisi kenaikan suku bunga masih akan berlanjut.
"Apa yang dilakukan oleh BI sebelumnya menaikkan suku bunga 150 bps, belum seluruhnya ter-
absorb oleh bank," ujarnya.
Di samping itu, Destry menyatakan kondisi likuiditas perbankan cukup ketat, sehingga memicu kenaikan suku bunga perbankan. LPS mencatat posisi rasio kredit terhadap simpanan pihak ketiga (
loan to deposit ratio/LDR) perbankan pada Agustus 2018 sudah mencapai 93 persen.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan pertumbuhan penyaluran kredit pada Agustus 2018 mencapai 12,12 persen secara tahunan, dari Rp4.527 triliun menjadi Rp5.084 triliun.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,87 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp5.052 triliun menjadi Rp5.399 triliun.
"Jadi pasti ada beberapa bank yang butuh likuiditas, itu pasti akan mendorong bunga naik,"kata Destry.
Destry mengatakan faktor eksternal prediksi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve juga mendorong tren kenaikan suku bunga perbankan. The Fed diyakini masih akan menaikkan suku bunga acuannya satu kali lagi pada akhir tahun ini sebesar 25 bps.
"Jadi ekspektasi dari pelaku bisnis, bunga masih akan terus naik, likuditas global juga masih akan terbatas," kata Destry.
Sebagai informasi, selain mempertahankan suku bunga acuan, bank sentral juga menetapkan suku bunga
deposit facility dan suku bunga
lending facility masing-masing berada di level 5,0 persen dan 6,5 persen.
(ulf/lav)