Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Ma'ruf Amin ingin jumlah penduduk
miskin bisa turun 5,04 juta sampai dengan 6,45 juta orang dalam empat tahun ke depan. Dengan penurunan tersebut, ia berharap jumlah penduduk miskin pada 2024 mendatang tinggal tersisa 18,34 juta sampai dengan 19,75 juta orang.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah kata Ma'ruf telah menyusun beberapa langkah strategis. Salah satunya, menyusun kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui upaya pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin serta mendorong peningkatan pendapatan.
Untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, Ma'ruf menyatakan pemerintah saat ini telah menggelontorkan bantuan sosial berbentuk, program keluarga harapan (PKH), program bantuan pangan (Rastra dan Bantuan Pangan Non-Tunai), program Indonesia pintar (PIP) dan program Indonesia pintar kuliah (PIP-K).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu juga akan didorong perbaikan jaminan sosial melalui program Indonesia sehat atau jaminan kesehatan nasional (JKN) serta reformasi kebijakan subsidi energi termasuk subsidi listrik dan subsidi LPG," kata dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Selasa (11/2).
Sementara untuk mendorong peningkatan pendapatan, Ma'ruf mengatakan pemerintah sudah melaksanakan program pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pengembangan ekonomi lokal dan memperluas akses pekerjaan.
Ia berharap kebijakan tersebut bisa menjadi solusi dalam mengatasi kemiskinan. Atas dasar itulah, Selasa ini ia mengumpulkan para menteri di kantornya agar semua program pengentasan kemiskinan yang dijalankan pemerintah tersebut bisa efektif.
"Saya meminta kepada para menko dan menteri terkait lainnya agar senantiasa bekerja keras, inovatif serta memantapkan koordinasi untuk memastikan tercapainya target pengurangan tingkat kemiskinan pada akhir tahun 2024," kata Ma'ruf.
BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia sampai dengan September 2019 mencapai 24,79 juta orang. Angka tersebut menurun 0,88 juta orang dibandingkan dengan September 2018.
Meskipun turun, BPS mencatat disparitas kemiskinan antar daerah dan kota di Indonesia masih tinggi. Tercatat, persentase kemiskinan kota masih mencapai 6,56 persen. Sementara itu untuk desa, tingkat persentase penduduk miskin mencapai 12,6 persne.
(rzr)