PT Pefindo Biro Kredit menuturkan portofolio kredit perbankan dan perusahaan pembiayaan (multifinance) tertekan selama pandemi covid-19.
Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu menerangkan portofolio kredit bank anggota Pefindo mencapai Rp3.364,94 triliun pada Juni. Jumlahnya turun 0,58 persen dibandingkan Mei, yakni Rp3.384,41 triliun.
"Jadi, jelas menunjukkan jika pandemi covid-19 berpengaruh kepada penyaluran kredit ke masyarakat," ujarnya, Selasa (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Pefindo Biro Kredit, penurunan portofolio paling tajam terjadi pada periode Maret dan April.
Pada Maret, portofolio anggota sebesar Rp3.424,78 triliun atau berkurang dari Februari sebelumnya covid-19, yakni Rp4.010,37 triliun.
Lalu, penurunan masih berlanjut pada April menjadi Rp3.264,98 triliun. Namun, jumlahnya naik pada Mei, tetapi kembali berkurang pada Juni.
Menurutnya, penurunan portofolio terjadi karena pemberlakuan pembatasan sosial. Namun, sejalan dengan pelonggaran aturan itu di sejumlah daerah, maka portofolio kembali merangkak naik karena aktivitas ekonomi kembali bergeliat.
"Sudah terjadi pembalikkan, sudah mulai ada peningkatan kembali penyaluran kredit baik dari anggota dan non anggota," katanya.
Sejalan dengan itu, persentase kredit macet (non performing loan/NPL) pada bank dan multifinance merangkak naik pada periode pandemi covid-19. Pandemi corona terbukti mempengaruhi kemampuan bayar debitur sehingga NPL meningkat.
Ia mengatakan kenaikan mulai terjadi pada Maret bertepatan dengan kemunculan pandemi corona di Indonesia. Posisi NPL pada Maret, yakni 3,47 persen naik dari sebelumnya 2,97 persen.
"NPL tertinggi secara kolektif rata-rata untuk industri perbankan dan multifinance tercatat pada April 2020 sebesar 3,77 persen," ujarnya.
Kemudian, persentase NPL sempat turun di Mei menjadi 3,5 persen. Namun, kembali merangkak naik di Juni ke posisi 3,93 persen.