PT PLN (Persero) menyatakan perpanjangan subsidi listrik kepada pelanggan akibat pandemi covid-19 menunggu arahan pemerintah. Saat ini, pemerintah memberikan diskon tagihan listrik sebesar 100 persen kepada rumah tangga golongan pelanggan 450 VA dan 50 persen ke pelanggan 900 VA hingga Desember 2020.
Direktur Capital dan Management PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan perusahaan hanya sebagai operator dari pemberian subsidi tersebut.
"Kami sebagai operator akan melaksanakan penugasan yang dilakukan pemerintah. Kami akan menunggu instruksi pemerintah, apakah setelah Desember akan diperpanjang atau bagaimana," ujarnya dalam acara NGOPI BUMN bertajuk BUMN Bahu Membahu Atasi Covid-19, Kamis (24/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kepada pelanggan rumah tangga, perseroan juga memberikan sejumlah insentif lainnya kepada UMKM hingga industri. Meliputi, diskon biaya penyambungan (BP) tambah daya listrik sebesar 75 persen untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan industri kecil menengah (IKM).
Kemudian, perusahaan setrum juga memberikan keringanan bagi sektor sosial, bisnis, industri, dan layanan khusus. Keringanan itu terdiri dari dua jenis, yakni pembebasan dan diskon energi minimum (emin) bagi pelanggan dengan pemakaian energi listrik di bawah rekening minimum (40 jam), serta pembebasan biaya beban atau abonemen.
Syofvi mengatakan untuk seluruh insentif tersebut, anggaran yang disiapkan senilai Rp15,4 triliun.
"Total stimulus ini kurang lebih Rp15,4 triliun anggarannya. Tapi, kami based on (sesuai) pemakaian pelanggan kami. Hampir kurang lebih 45 juta pelanggan yang dapat stimulus," imbuhnya.
Meski tidak menyebutkan secara detail, ia bilang untuk realisasi subsidi kepada pelanggan rumah tangga mencapai Rp1,2 triliun per bulan. Sedangkan untuk UMKM lebih kecil yakni di bawah Rp1 miliar per bulan.
"Jadi, sangat kecil sekali karena memang pelanggan tidak banyak untuk UMKM industri 450 VA, sehingga tidak terlalu besar," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan PLN tidak lepas dari dampak negatif covid-19. Tercatat, penjualan listrik PLN turun signifikan hingga minus 10 persen pada 2-3 bulan awal ketika terjadi pandemi.
"Ini tidak pernah kami alami. Jadi mungkin kalau saya sudah 27 tahun kerja di PLN, pertumbuhan penjualan minus 10 persen baru kami rasakan kemarin dan dampaknya cukup sulit buat kami di PLN," tuturnya.
Namun, ia menyatakan kondisi saat ini perlahan membaik. Meski masih minus, kontraksi sudah melandai menjadi 2 persen. Hingga akhir tahun, ia memprediksi kontraksi penjualan semakin berkurang.
"Kami punya skenario optimis dan pesimis, di range (kisaran) kurang lebih minus 0,5 persen sampai positif 0,5 persen. Jadi, kami tetap upaya ikhtiar untuk terjadi pertumbuhan positif 0,5 persen itu ekspektasi kami dengan segala upaya sampai akhir tahun ini," katanya.