Eks dirut BNI sekaligus Ketua Umum Gerakan Pakai Masker (GPM) Sigit Pramono memprediksi pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19 membutuhkan waktu minimal 2 tahun.
Pada 1998 yang krisisnya hanya disebabkan sektor finansial saja, lanjut dia, pemulihannya baru benar-benar terjadi setelah memasuki tahun 2000 ketika wisatawan asing mulai kembali masuk ke Indonesia.
"Jadi kalau kita melihat krisis 98 itu krisis yang betul-betul karena faktor ekonomi saja itu pulihnya secara umum baru setelah 2 tahun, itu terlihat dari dunia pariwisata," ucap Sigit dalam Press Conference Publikasi Pra-rilis Riset Consumer Megashift Post Covid-19, Selasa (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu lah, menurutnya, Indonesia baru akan benar-benar memasuki fase pemulihan ekonomi pada akhir 2021.
Sebab, meski vaksin mulai diproduksi, pandemi tak akan serta merta berakhir dan masyarakat masih akan memiliki ketakutan terpapar virus corona.
"Kalau ada peningkatan kepercayaan konsumen dan ini merupakan hasil dari riset itu sesuatu yang berbeda. Kami melihatnya bahwa meskipun vaksin siap, kita tak serta merta bisa mengendalikan pandemi," tuturnya.
Seperti diketahui, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap sinyal pemulihan perekonomian di kuartal III 2020.
Namun belakangan, optimisme tersebut luntur karena konsumsi masyarakat belum tumbuh signifikan akibat masih tingginya ketakutan masyarakat atas pandemi covid-19.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, hasil sigi yang dilakukan Inventure Indonesia pada Agustus-September menunjukkan optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi mengalami peningkatan.
Dari 1.121 responden yang disurvei sebesar 47,2 persen menyatakan optimis pandemi berakhir di akhir tahun 2020. Sedangkan sebesar 51,4 persen mengatakan bahwa kondisi keuangan mereka akan kembali normal pada akhir tahun 2021.