Melihat Proyek Hary Tanoe di KEK Lido
Proyek perusahaan milik grup usaha Hary Tanoesoedibjo di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, disetujui menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Persetujuan itu diberikan Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan usulan itu pun sudah direkomendasikan kepada Presiden RI. Dalam keterangan resminya, Dewan Nasional KEK berharap proyek Lido itu mampu menghadirkan investasi serta menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang signifikan.
"KEK Lido diharapkan betul-betul bisa mendorong pariwisata di Indonesia. Hasilnya harus jelas, turis ke Jawa Barat juga harus yang berkualitas internasional. Ini harus menjadi yang premium juga dan devisanya pun juga premium," ujar Ketua Dewan Nasional KEK, Airlangga Hartarto, melalui keterangan resminya, Jumat (12/2).
Pengerjaan proyek itu dilakukan anak usaha grup MNC milik Hary Tanoe, PT MNC Land Tbk (KPIG). MNC Land berencana membangun taman bertema (theme park) di atas lahan seluas 100 ha di Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian untuk hotel, vila, dan kondominium dibangun di atas lahan seluas 300 ha.
Mereka menggandeng mitra kerja dari luar negeri yakni Donald Trump untuk membangun hotel, vila, dan kondominium.
Airlangga mengatakan prediksi dari keberadaan theme park di KEK Lido mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara hingga mencapai 63,4 juta orang sampai 2038.
Sementara inflow devisa dari wisatawan mancanegara dan penghematan outflow devisa dari wisatawan dalam negeri dapat mencapai US$4,1 miliar selama 20 tahun.
Tak hanya itu, Dewan Nasional KEK juga menyetujui pembentukan KEK JIIPE di Gresik, Jawa Timur. Airlangga menuturkan, KEK ini diproyeksikan akan mampu menghadirkan investasi senilai US$16,9 miliar dengan serapan tenaga kerja mencapai 199.818 orang pada saat beroperasi penuh.
KEK JIIPE Gresik
KEK JIIPE direncanakan untuk pengembangan bisnis industri metal, elektronik, kimia, energi, dan logistik.
Airlangga mengatakan hasil produksi pelaku usaha di dalam KEK JIIPE diproyeksikan akan mampu memberikan kontribusi ekspor sebesar US$10,1 miliar per tahun ketika beroperasi penuh, serta substitusi impor pada produk industri metal dan kimia.
"Pengusul KEK JIIPE menyatakan kesiapannya melalui ketersediaan infrastruktur wilayah dan kawasan, serta telah adanya komitmen dari anchor investor untuk mengembangkan smelter tembaga di dalam lokasi KEK," imbuhnya.