Daftar Negara Rentan Terkena Tapering Off The Fed

CNN Indonesia
Senin, 06 Sep 2021 08:33 WIB
Nomura Securities menyebut ada 10 negara rentan terimbas tapering off The Fed, termasuk Indonesia dan India.
Nomura Securities menyebut ada 10 negara rentan terimbas tapering off The Fed, termasuk Indonesia dan India. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nomura Securities menyebut 10 negara rentan terimbas pengetatan kebijakan moneter (tapering off) bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Hal ini tertuang dalam riset Nomura pada akhir Agustus 2021 lalu.

Mengutip riset Nomura, Senin (6/9), Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan akibat tapering off The Fed. Selain Indonesia, ada pula Brasil, Kolombia, Chile, Peru, Hungaria, Romania, Turki, Afrika Selatan, dan Filipina.

Nomura sebenarnya telah memasukkan Indonesia sebagai salah satu negara yang rapuh jika The Fed melakukan tapering pada 2013. Saat itu, Nomura memasukkan lima negara yang terdiri dari Brasil, India, Turki, Afrika Selatan, dan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak setuju dengan mereka yang percaya bahwa pasar negara berkembang dalam posisi yang lebih tangguh dari taper tantrum pada 2013," papar Nomura.

Menurut riset Nomura, negara-negara berkembang telah menemukan sumber kerentanan baru. Sumber itu adalah pertumbuhan ekonomi yang lemah, inflasi yang meningkat, dan fiskal yang semakin merosot.

Nomura menyebut ekonomi negara berkembang sebenarnya sudah membaik sejak taper tantrum pada 2013 lalu. Hal ini terlihat dari defisit transaksi berjalan dan cadangan devisa.

Namun, pandemi covid-19 merusak perekonomian di seluruh negara, khususnya negara berkembang. Fundamental ekonomi di sejumlah negara berkembang memburuk sepanjang 2020.

Bahkan, Nomura memproyeksi ekonomi di negara berkembang akan semakin buruk pada tahun-tahun mendatang. Hal ini karena arus modal asing akan keluar ketika The Fed melakukan tapering.

Padahal, beberapa tahun terakhir modal asing terus masuk ke negara berkembang. Namun, negara berkembang harus siap-siap kehilangan arus modal dari investor asing ketika The Fed mulai melakukan tapering off.

"Semakin besar arus modal yang masuk selama masa baik ini bisa berbalik menjadi arus modal asing yang keluar," tulis Nomura.

Lalu, utang negara berkembang yang meningkat juga akan menjadi tantangan untuk tahun-tahun mendatang. Selain itu, Nomura juga khawatir defisit fiskal yang melebar di negara berkembang akan berpengaruh terhadap defisit transaksi berjalan.

Diketahui, tapering off artinya mengurangi stimulus moneter yang dikeluarkan bank sentral saat perekonomian sedang terancam dan membutuhkan banyak suntikan likuiditas.

Likuiditas bisa diberikan dengan memangkas suku bunga acuan bank ke level yang sangat rendah hingga nol persen. Hal ini dibutuhkan untuk mendorong pelaku usaha mengajukan kredit, sehingga uang tetap beredar di masyarakat.

Selain itu, likuiditas juga bisa diberikan dalam bentuk pembelian surat utang negara. Pembelian dilakukan demi memastikan pemerintah memiliki likuiditas yang cukup untuk menangani ketidakpastian ekonomi.

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER