Jakarta, CNN Indonesia --
Perjalanan jatuh bangun aset kripto seperti tak ada habisnya. Teranyar, pasar koin kripto 'kebakaran', kapitalisasi market jeblok, nilai koin terpangkas habis-habisan, dan volume perdagangan pun ikut lesu.
Melansir coinmarketcap.com, kapitalisasi pasar kripto tersisa US$1,29 triliun, hanya dalam waktu sebulan pasar kripto kehilangan sebesar US$800 miliar.
Makin gigit jari kalau dibandingkan dengan nilai November tahun lalu saat aset kripto sedang tinggi-tingginya, kapitalisasi pasar kripto 'hilang' lebih dari setengahnya, dari semula US$3 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potret kejatuhan aset kripto juga tercermin dari Bitcoin (BTC) yang pada perdagangan Rabu (18/5) malam dihargai di bawah US$30 ribu, harga terendahnya selama 10 bulan terakhir. Mengutip Reuters, bagai langit dan bumi, pada November lalu harga BTC sempat menyentuh rekor tertinggi di US$68 ribu per keping.
Selain Bitcoin, aset kripto lainnya yang juga menyorot perhatian adalah Terra (LUNA). Hanya dalam sepekan, LUNA hancur lebur dari awalnya menduduki posisi keempat dari jajaran 10 kripto kapitalisasi teratas dan berakhir dibekukan dari berbagai platform perdagangan.
LUNA dibekukan karena harganya terjun bebas 98,75 persen pada pekan lalu dalam seminggu. Sebagai pembanding, pada Senin (9/5) LUNA dihargai US$54 per keping, kemudian berbalik menjadi US$1,08 pada Kamis (12/5).
Bahkan, menurut data coinmarketcap.com, pada Minggu (15/5) pagi, LUNA menempati posisi 206 di tangga kapitalisasi pasar kripto dengan harga satu keping hanya US$0,0003971.
Menanggapi hal tersebut, manajemen LUNA mengatakan akan berbenah untuk berbenah dan membuat rencana baru. Senada, Do Kwon, salah satu pendiri Terraform Labs mengaku sedang menyiapkan langkah untuk menyelamatkan Terra.
"Saya memahami bahwa 72 jam terakhir sangat sulit bagi Anda semua, ketahuilah bahwa saya bertekad untuk bekerja dengan Anda semua untuk mengatasi krisis ini, dan kami akan membangun jalan keluar dari ini," ujarnya melalui akun Twitter pribadinya @stablekwon.
Di tengah goncangan dan ketidakpastian yang melanda, lantas investor harus apa? Lalu bagaimana pula proyeksi masa depan aset kripto?
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, CEO Bitocto Milken Jonathan menilai investor harus melihat secara lebih luas karena kejatuhan tidak terjadi hanya di pasar kripto saja, tapi juga di pasar saham dan sekuritas.
Menurut dia, rontoknya berbagai instrumen investasi ini dipicu oleh kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserves (The Fed). Ia menilai efek samping dari pencetakan uang secara massif di AS guna mengatasi pandemi covid-19 sudah dirasakan, tengok saja inflasi di Negeri Paman Sam yang mencapai level 8 persen di tahun ini.
Oleh karena kebijakan tapering off tersebut, ia memproyeksikan tren menurun masih akan terjadi setidaknya hingga Juni. Ia menilai investor saat ini masih menunggu langkah Gubernur bank sentral AS Jerome Powell selanjutnya.
Jika pasar dikejutkan oleh langkah baru The Fed dalam menjinakkan inflasi, maka bukan tak mungkin pasar kripto bakal makin anjlok.
"Mulai Juni akan mulai tapering off, sehingga pasar masih wait and see sampai Juni. Kita bisa melihat pasar monoton atau cukup down tren cuma seberapa dalamnya harus melihat faktor-faktor lainnya yang belum terlihat saat ini," katanya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/5).
Karena sentimen yang menggerus kripto bersifat makro dan eksternal, Milken berpandangan fundamental kripto masih aman.
Namun, ia menggarisbawahi aset kripto yang ia nilai aman tak berlaku untuk semua aset, hanya segelintir saja yang punya rekam jejak cukup panjang dan yang bisa disebut bluechip kripto seperti Bitcoin dan Ethereum (ETH).
"Menurut saya tidak semua aset kripto itu aman, Bitcoin sebenarnya cukup aman untuk jangka panjang, pergerakan Bitcoin 10 tahun ke belakang ini memang mengalami naik turun, tapi overall trennya mengalami kenaikan," beber dia.
Walau begitu, Milken menyebut investor jangan berharap terlalu banyak untuk cuan di aset kripto dalam waktu dekat karena ia proyeksikan harga belum akan balik ke level tertinggi. Misal, jika rekor harga tertinggi Bitcoin adalah US$68 ribu, maka ia prediksi hingga tahun depan harga baru akan balik ke level US$40 ribuan.
Sementara itu, ia prediksi Ethereum di akhir tahun ini baru akan menanjak di kisaran harga US$2.000-US$3.000 per keping.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Riset Dasar
Ia sendiri tak merekomendasikan investor untuk beli koin 'micin' atau token-token murah yang tak jelas proyek dibaliknya. Tak bisa dipungkiri, lanjut dia, masyarakat Indonesia lebih suka membeli koin micin karena harganya yang masih murah.
Milken mengatakan sebelum membeli koin, mestinya investor melakukan riset dasar dulu, salah satunya dengan mengecek kapitalisasi market koin. Caranya, perhatikan pasokan koin yang tersedia dan harganya, kali kan keduanya dan didapat lah kapitalisasi market koin tersebut.
Dengan mengetahui besarnya kapitalisasi market koin, Anda bisa memutuskan jika proyek tersebut memang pantas diganjar nilai sebesar kapitalisasi pasar tersebut.
"Misal koin A harga Rp1 tapi pasokan koin 100 triliun, kapitalisasi pasarnya Rp100 triliun dan itu sangat besar. Kita harus melihat dan mengkaji ulang apa proyek itu nilanya segitu. Tidak boleh berpandangan hanya dari harga murah," jelas Milken.
Selain itu, ia juga mengingatkan untuk mengecek volume perdagangan token, komunitasnya, manajemen proyek, dan dukungan platform di belakangnya.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai di tengah tren turun saat ini, yang bisa dilakukan investor yang sudah terlanjur beli adalah hold (pegang) jangka panjang. Toh jika dijual sekarang sudah pasti investor rugi besar.
Sedangkan, untuk mereka yang dana lebih ia sarankan untuk tak masuk ke aset kripto dulu. Di tengah volatilitas pasar, ia menyarankan untuk masuk ke pasar yang lebih mudah ditebak, misalnya valas yang fundamental dan teknikalnya jauh lebih sederhana.
Ia menambahkan obligasi dan saham juga bisa dijadikan pilihan. "Saat ini hindari kripto, bisa masuk ke valas karena harga gampang ditebak," kata dia.
Ibrahim memproyeksikan harga kripto masih akan terus turun, berpatokan dengan lesunya Bitcoin. Sepaham dengan Milken, ia menilai jika langkah The Fed selanjutnya akan mengejutkan pasar, maka bisa jadi Bitcoin anjlok ke level US$19 ribu. Senasib, ia prediksi ETH juga bakal anjlok ke US$1.500an.
Ibrahim menjelaskan keruntuhan aset kripto dipicu oleh setidaknya empat alasan. Pertama, keputusan The Fed menaikkan suku bunga secara agresif guna menekan inflasi yang bertengger di level 8,3 persen pada bulan lalu.
Tak hanya AS saja, Ibrahim menyebut bank sentral di berbagai negara maju seperti kawasan Eropa dan Inggris juga berencana menaikkan suku bunga mereka.
Kedua, konflik geopolitik dan krisis di Ukraina yang begitu panjang. Ia menilai sanksi yang dijatuhkan blok Barat dan serangan balik Rusia mengakibatkan inflasi makin tinggi.
"Bukan hanya di Rusia, Inggris AS, dan Eropa inflasi cukup tinggi sehingga mereka berlomba-lomba menaikkan suku bunga, kenaikan yang dipaksa ini (dikhawatirkan) akan mengakibatkan resesi," kata dia.
Ketiga, jatuhnya saham-saham teknologi. Ibrahim menyebut kembali normalnya aktivitas masyarakat memicu rontoknya saham-saham teknologi. Tren tersebut kemudian merembet ke kripto yang notabene aset berbasis teknologi.
Keempat, peran Elon Musk yang memudar usai mengumumkan rencananya membeli Twitter. Ibrahim mengatakan Musk yang dulunya menjadi 'ambassador' kripto namun kini berbalik menggunakan dananya untuk membeli Twitter ikut membuat pasar lesu.
Ia menilai peran pemimpin yang memberikan kepercayaan pasar terhadap aset kripto sangat krusial karena fundamental kripto belum terbentuk. Maka itu tak heran jika setiap cuitan Musk mampu menggerakkan pasar secara fantastis.
"Elon Musk sebelumnya ambassador brand kripto, tapi sekarang Elon beli Twitter, saat ini ambassador sudah tidak lagi, wajar kalau harga Bitcoin dan Ethereum kembali menurun," ujar Ibrahim.
Ibrahim memprediksikan rebound aset kripto baru akan terjadi jika inflasi sudah terkendali dan bank sentral tidak menaikkan suku bunga. Selain itu, jika konflik Ukraina-Rusia bisa diselesaikan, harga Bitcoin dkk baru akan kembali ke level normal.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya menyarankan investor untuk hanya membeli aset yang tercantum dalam daftar Bappebti dan yang diperdagangkan di platform terdaftar.
"Pastikan dan baca dahulu karakteristik aset kripto yang akan dipilih serta berinvestasi disarankan pada beberapa jenis aset kripto," kata Tirta.
"Saat ini Bappebti sedang finalisasi revisi Peraturan Badan Pengawssan Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 7 Tahun 2020, sehingga sebentar lagi daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan di pedagang terdaftar akan disesuaikan setelah dievaluasi dan dilakukan penilaian sesuai ketentuan berlaku," pungkas dia.
[Gambas:Video CNN]