Ketika seseorang mengonsumsi gula, seperti dari makanan, reseptor rasa lidah akan aktif. Kemudian, sinyal dikirim ke otak, menerangi jalur
reward dan menyebabkan lonjakan hormon rasa senang, seperti dopamin. “Gula membajak jalur
reward di otak,” kata neuroscientist Jordan Gaines Lewis.
Sesekali merangsang sistem penghargaan di otak dengan sepotong cokelat memang menyenangkan dan tidak berbahaya. Tetapi ketika sistem tersebut diaktifkan terlalu banyak dan terlalu sering, otak akan mulai mengalami masalah.
“Berlebihan mengaktifkan jalur
reward di otak akan menyebabkan serangkaian peristiwa buruk, seperti hilangnya kontrol, keinginan, dan peningkatan toleransi terhadap gula,” kata neuroscientist Nicole Avena.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa otak anak-anak obesitas ‘menyala’ dengan cara berbeda ketika mereka mengonsumsi gula, yang menunjukkan adanya peningkatan respons ‘hadiah makanan’. Hal ini menunjukkan bahwa sirkuit otak anak-anak dapat terpengaruh seumur hidup karena efek mengidam gula yang intens.