Sebuah studi 2012 pada tikus, yang dilakukan oleh para peneliti di UCLA, menemukan bahwa diet tinggi fruktosa menghalangi proses pembelajaran di otak dan memperlambat memori. Para peneliti menemukan bahwa tikus yang mengonsumsi fruktosa secara berlebihan mengalami kerusakan aktivitas sinaptik di otak, yang berarti bahwa komunikasi antara sel-sel otak terganggu.
Asupan gula yang berlebihan menyebabkan tikus mengembangkan resistensi terhadap insulin - hormon yang mengontrol kadar gula darah dan juga mengatur fungsi sel-sel otak. Insulin memperkuat hubungan sinaptik antar sel-sel otak, membantu mereka untuk berkomunikasi lebih baik dan dengan demikian membentuk memori dengan kuat. Jadi, ketika kadar insulin dalam otak menurun akibat dari konsumsi gula berlebih, kemampuan kognisi atau kecerdasan otak dapat terganggu.
"Insulin penting dalam tubuh untuk mengendalikan gula darah, tapi mungkin memainkan peran yang berbeda dalam otak," kata Dr Fernando Gomez-Pinilla, penulis utama studi tersebut. "Studi kami menunjukkan bahwa diet tinggi fruktosa merugikan otak serta tubuh. Ini adalah sesuatu yang baru."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT