Mencari Sperma Berkualitas Prima pada Ejakulasi Pertama

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Minggu, 31 Mei 2015 17:10 WIB
Ternyata tidak semua ejakulasi bisa menghasilkan sperma dengan kualitas yang sama.
Ilustrasi (Thinkstock/Sashkinw)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ternyata, tidak semua ejakulasi bisa menghasilkan sperma dengan kualitas yang sama. Begitu hasil temuan baru dari Ginemed Assisted Human Reproduction Clinic. Bahkan, perbedaan kualitas sperma antara ejakulasi pertama dan kedua sangat signifikan.

Menurut hasil penelitian tersebut, sperma yang keluar dari ejakulasi pertama berisi spermatozoa berkualitas DNA yang lebih tinggi, bergerak lebih cepat, dan memiliki jumlah sel jantan yang lebih banyak, sehingga meningkatkan peluang untuk membuahi sel telur.

Selama orgasme, kontraksi otot yang kuat membuat air mani keluar dari sistem kelamin laki-laki. Cairan yang dirilis pada umumnya dibagi menjadi tiga tahap: pra-ejakulasi, kemudian diikuti dengan ejakulasi pertama dan kedua.

Cairan pra-mani, sekresi berwarna dari kelenjar Cowper, tidak mengandung sperma. Sebaliknya, fungsi cairan ini adalah untuk melindungi sperma dengan menetralkan setiap asam urine yang mungkin ada dalam uretra.

Cairan pra-ejakulasi juga melumasi uretra untuk melindungi sperma dari kerusakan mekanis. Setelah cairan ini keluar, ejakulasi fraksi pertama akan terjadi, yang terdiri dari sekitar 15 sampai 45 persen dari total volume sperma, dan kemudian ejakulasi fraksi kedua dilepaskan.

Dalam penelitian tersebut, peneliti meminta 40 partisipan pria untuk mengumpulkan hasil ejakulasi mereka dalam dua wadah terpisah — satu wadah untuk setiap fraksi ejakulasi. Kemudian mereka mempelajari karakteristik sperma pada masing-masing tahap.

Pada ejakulasi tahap pertama, mereka menemukan air mani memiliki volume yang lebih rendah tapi lebih banyak mengandung sperma. Seiring dengan konten sperma yang tinggi, cairan ini juga berisi komponen pelindung sperma, termasuk magnesium dan zinc.

Yang penting, sperma dalam ejakulasi fraksi pertama memiliki tingkat motilitas (kemampuan untuk bergerak) yang lebih tinggi, dan berisi fragmentasi DNA sperma yang lebih rendah dibandingkan sperma pada ejakulasi fraksi kedua.

Sementara itu, ejakulasi fraksi kedua yang memiliki volume air mani lebih banyak sekitar 70 hingga 90 persen, terdiri dari sekresi dari vesikula seminalis. Tidak hanya berisi lebih sedikit sperma, tapi cairan tersebut sebenarnya termasuk komponen yang dapat merusak sperma. Dan ini ternyata memiliki dampak negatif pada kualitas secara keseluruhan.

“Seperti yang kita harapkan, sperma dari ejakulasi fraksi pertama bergerak lebih cepat dan memiliki jumlah lebih tinggi,” kata Dr. María Hebles, penulis ketua studi dan co-direktur laboratorium reproduksi di Klinik Ginemed di Seville, dalam siaran persnya, seperti dilansir dari laman Medical Daily. “Lebih penting lagi, mereka memiliki integritas DNA lebih tinggi dari sperma tahap kedua.”

(mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER