Jakarta, CNN Indonesia -- Pasien diabetes atau diabetesi termasuk salah satu pasien yang berisiko saat menjalankan puasa. Pasien dengan risiko ringan masih diperbolehkan berpuasa. Tapi jika kondisinya tidak memungkinkan, memaksakan diri berpuasa justru bisa menyebabkan komplikasi yang sangat parah.
“Idealnya, sebulan sebelum berpuasa Ramadan, pasien diabetes harus kontrol ke dokter dulu,” kata dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, dari Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, saat berbincang dengan CNN Indonesia, Kamis (4/6).
Dijelaskan dr Dante, kontrol sebelum bulan puasa perlu dilakukan oleh pengidap diabetes guna melihat kondisi tubuhnya. Dokter akan melakukan observasi secara lengkap. Jika memang kondisi tubuh pasien tidak terlalu baik, dokter akan melakukan perubahan atau penyesuaian pengobatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaitan dengan puasa, lanjut dr Dante, pasien diabetes dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: pasien yang diperbolehkan puasa dengan konsumsi obat-obatan seperti biasa (tanpa penyesuaian obat); pasien yang diperbolehkan puasa dengan penyesuaian obat; dan pasien yang tidak boleh berpuasa.
Pasien diabetes diperbolehkan berpuasa tanpa penyesuaian obat apabila gula darahnya terkontrol baik, tidak ada komplikasi, dan tidak mengonsumsi obat-obatan yang berisiko menyebabkan hipoglikemi — penurunan kadar glukosa dalam darah.
Penyesuaian obat perlu dilakukan bila gula darah pasien terkontrol relatif baik (tidak harus normal); tidak ada komplikasi berat; mengonsumsi obat yang menyebabkan hipoglikemi (yang harus disesuaikan dosis dan cara konsumsinya); dan orang-orang yang berisiko mengalami hipoglikemi seperti lansia, orang dalam perjalanan, dan baru sembuh dari sakit.
Pasien diabetes sama sekali tidak diperbolehkan berpuasa bila gula darahnya terkontrol buruk, memiliki komplikasi berat, menjalani multiple injeksi insulin dosis besar, dan orang-orang yang berisiko mengalami komplikasi serius bila berpuasa.
Menurut dr Dante, jika kondisi tubuh pasien tidak memungkinkan untuk berpuasa tapi tetap memaksakan diri, maka berbagai komplikasi yang lebih serius bisa mengancam nyawanya, seperti hipoglikemi karena gula darah drop selama tidak makan.
Jika pasien diabetes memiliki komplikasi ginjal, berpuasa juga bisa menyebabkan dehidrasi yang pada akhirnya bisa menyebabkan kelainan ginjal yang lebih serius.
“Jika pun diperbolehkan berpuasa, saat Ramadan setidaknya satu kali pasien datang ke dokter untuk melihat kondisinya saat berpuasa. Seminggu awal puasa adalah
critical time untuk pasien diabetes, karena yang biasanya makan menjadi tidak makan,” kata dr Dante.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) juga melansir kategori pasien diabetes yang memiliki risiko sangat tinggi dan tinggi saat berpuasa dalam Panduan Penatalaksanaan DM pada Individu Dewasa di Bulan Ramadan.
Dalam modul tersebut, dijabarkan bahwa risiko sangat tinggi mengintai pasien yang memiliki gejala-gejala tertentu, yaitu hipoglikemi (kadar glukosa rendah dalam darah) berat dalam tiga bulan terakhir menjelang Ramadan. Selain itu, pasien juga mengalami hipoglikemi atau kekurangan gula dalam darah yang berulang sebelumnya.
Risiko juga menghantui pengidap diabetes yang bahkan tidak mengetahui bahwa ia mengalami hipoglikemi. Pengendalian glikemi yang buruk juga menjadi faktor risiko sangat tinggi bagi penderita diabetes yang ingin berpuasa.
Tak hanya hipoglikemi, orang yang mengalami koma karena hiperglikemi hiperosmoler dalam tiga bulan menjelang Ramadan juga sangat berisiko tinggi.
Menurut panduan tersebut, orang dengan Diabetes Melitus tipe 1 (DM tipe 1) juga memiliki risiko sangat tinggi.
Bagi penderita diabetes yang sedang hamil dan melakukan pekerjaan berat juga memiliki risiko yang sangat tinggi.
Masih menurut panduan PERKENI, ada beberapa ciri pasien dengan risiko tinggi. Ciri tersebut adalah jika memiliki hiperglikemi sedang (rata-rata glukosa darah 150-300 mg/dL), insufisiensi ginjal, dan komplikasi makeovaskuler lanjut.
Pengidap diabetes yang hidup mandiri dan mendapat terapi insulin sulfonilurea juga memiliki risiko tinggi saat berpuasa.
Orang usia lanjut dan mengidap diabetes juga memiliki risiko tinggi jika berpuasa.
Risiko tinggi juga mengintai penderita diabetes yang sedang menjalani pengobatan yang dapat mengganggu mentation.