Ketika mendengkur, sela antara lidah dan otot tenggorokan menghalangi udara yang masuk. Hal ini dapat terjadi karena langit-langit lunak atau penambahan berat badan.
Tak berpengaruh seberapa lama tidur, jika napas terbatas tentu istirahat tetap kurang. Beberapa orang bahkan kerap kali terbangun di tengah tidur. Lebih jauh, menurut penelitian terbaru dari Journal of Bone and Mineral Research, kelainan ini bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit osteophorosis, jantung, dan stroke.
"Terbangun berkali-kali tersebut sama menjengkelkannya dengan jika seseorang menjepit hidung Anda setiap dua menit sepanjang malam," kata kepala divisi obat tidur dari Wayne State University School of Medicine, Safwan Badr.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara mengatasi:Jika merasa sangat jarang bangun dengan mata segar, segera pergi ke dokter spesialis. Mesin CPAP dan masker dapat membantu membuka faring sehingga aliran udara lancar.
Untuk menghilangkan dengkuran, hindari tidur telentang karena akan lebih menyulitkan aliran udara.
Seorang profesor neurologi dari Johns Hopkins University School of Medicine, Rachel Salas, memberikan saran untuk menjahit bola tenis ke kantong baju hangat, lalu pakai terbalik ke arah kasur. Hal ini akan membantu agar badan tidak berguling.