Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam berbagai studi, penggunaan ganja berlebihan semasa muda akan berdampak buruk bagi kesehatan kelak. Namun, penelitian terbaru dari University of Pittsburgh Medical Center menunjukkan bahwa pengisap ganja di masa muda lebih tidak berpotensi mengalami depresi, kecemasan, psikosis, dan asma saat memasuki usia tua.
Seperti dilansir The Independent, fakta menggemparkan tersebut merupakan hasil dari satu-satunya penelitian yang menganalisis dan memantau kehidupan 408 pengguna mariyuana selama dua dekade.
Pertama kali diteliti ketika berusia 14 tahun, para responden diikuti kehidupannya hingga merayakan ulang tahun ke-36. Tak tanggung-tanggung, sekitar 22 persen partisipan bahkan merupakan pengguna kronis yang merokok ganja setiap pekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah 20 tahun, ketika teman-teman sekolah para responden mulai dilanda depresi, kecemasan, dan asma pada usia pertengahan 30, mereka justru tidak mengalaminya.
"Apa yang kami temukan memang sedikit mengejutkan. Tidak ada perbedaan kesehatan fisik atau mental yang terlihat, tak peduli berapapun jumlah dan frekuensi penggunaan mariyuana selama masa muda," ujar pemimpin penelitian, Jordan Bechtold.
Kendati demikian, para peneliti menekankan bahwa hasil riset ini jangan sampai disalaharetikan. Mereka juga mengingatkan bahwa studi ini hanya dilakukan hingga rentang usia 30 tahun dan tidak melibatkan perempuan.
"Kami hanya ingin membantu memberikan tambahan informasi untuk debat mengenai legalisasi ganja, tapi ini merupakan isu yang sangat rumit dan satu studi tidak dapat dijadikan patokan," kata Bechtold.
(mer)