Jakarta, CNN Indonesia -- Coca-Cola dilaporkan membiayai organisasi baru yang menekankan pentingnya berolahraga ketimbang pola makan sehat, Global Energy Balance Network (GEBN). Hal ini tak ayal membuat para ahli khawatir perusahaan minuman bersoda tersebut mencoba meredam kritik terhadap efek kesehatan dari produk mereka.
Diberitakan The Independent, data tersebut dibongkar oleh New York Times yang menunjukkan bahwa situs resmi GEBN dikelola oleh Coca-Cola. Menampik tudingan, Presiden GEBN, James O. Hill, mengatakan bahwa laman tersebut didaftarkan di bawah nama Coca-Cola lantaran anggota tim tak mengerti cara mendaftar. Hill pun meyakinkan bahwa GEBN tak ada sangkut pautnya dengan Coca-Cola.
Kendati demikian, menurut laporan New York Times, dua universitas yang mempekerjakan beberapa petinggi GEBN mengaku bahwa Coca-Cola telah menggelontorkan dana sebesar US$ 1,5 juta atau setara Rp 20,3 miliar pada 2014 bagi organisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Coca-Cola juga dilaporkan telah mengucurkan dana hampir US$ 4 juta atau setara Rp 54,2 miliar pada dua anggota GEBN untuk berbagai proyek.
Rangkaian fakta ini terkuak setelah beberapa negara, seperti Inggris dan sebagian Amerika Serikat, menerapkan aturan keras terhadap penjualan minuman bersoda karena efek buruk terhadap kesehatan.
Isu perusahaan makanan dan minuman tak sehat memberikan dana bagi kelompok-kelompok simpatisan ini pertama kali dicetuskan oleh seorang ahli kardiologis, Aswem Malhotra. Sebuah studi Malhotra yang dilansir oleh British Journal of Sports Medicine menekankan bahwa pola makan buruk menimbulkan risiko obesitas lebih besar ketimbang kurang berolahraga.
Malhotra pun mengklaim bahwa perusahaan makanan dan minuman ringan salah telah menekankan aktivitas fisik dapat mencegah orang terkena obesitas. Dalam laporan penelitian tersebut, Malhotra juga menyebut bahwa metode ini tak ubahnya seperti cara yang dilakukan industri tembakau.
Di akhir catatannya, Malhotra mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut harus berhenti mengaitkan makanan dan minuman ringan dengan olahraga.
"Mari kita hancurkan mitos aktivitas fisik dan obesitas. Anda tidak dapat lari dari pola makan buruk," tulisnya.
(mer)