Jakarta, CNN Indonesia -- Para ilmuwan mengatakan perempuan yang mengalami penderitaan bulanan sindrom pra-menstruasi memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengembangkan tekanan darah tinggi sebelum berusia 40 tahun.
Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko sampai tiga kali lipat serangan jantung dan stroke, merusak ginjal dan mata, dan bahkan mungkin menjadi pencetus demensia.
Yang mengkhawatirkan, perempuan dengan PMS yang buruk sangat mungkin mengembangkan tekanan darah tinggi saat mereka masih berusia 20-an dan 30-an, yang artinya penyakit masih mengintai kesehatan mereka di masa depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pemikiran ini, para peneliti AS telah menyarankan bahwa perempuan yang kondisi PMS-nya cukup melemahkan, sampai mengganggu kehidupan rumah tangga atau pekerjaan, sebaiknya menjalani pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
Untuk membuat hubungan tersebut, tim dari Universitas Massachusetts melacak kesehatan lebih dari 3,500 perempuan berusia 25 tahun ke atas selama 20 tahun.
Sekitar sepertiga peserta mengalami perubahan suasana hati, sulit tidur, sakit punggung, dan gejala lain mulai dari PMS tidak terlalu parah sampai tingkat parah. Sementara yang lain, tidak terganggu oleh kondisi tersebut.
Menurut American Journal of Epidemiology, peserta yang mengalami PMS, 40 persen lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi selama 20 tahun ke depan.
PMS sangat terkait dengan masalah tekanan darah yang terjadi ketika muda. Perempuan dengan PMS sebesar tiga kali lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) sebelum usia 40 tahun. Hasil studi ini juga memperhitungkan faktor-faktor lain, misalnya merokok, berat badan, olahraga, dan riwayat tekanan darah tinggi keluarga.
Diduga, kesalahan dalam sistem hormonal yang mendorong tekanan darah juga dapat memicu beberapa gejala PMS.
Peneliti Elizabeth Bertone Johnson dari Universitas of Massachusetts mengatakan, “Hipertensi adalah salah satu prediktor terkuat dari serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal pada perempuan.”
(win/win)