Jakarta, CNN Indonesia -- Studi menegaskan bahwa mengakhiri percakapan dengan tanda titik dianggap sebagai hal yang kasar dan tidak perlu.
Para psikolog di Universitas Binghamton menemukan, pesan yang berakhir dengan tanda titik dianggap sebagai bermuka dua atau tidak tulus oleh sekitar 126 mahasiswa yang mereka uji. Studi dimulai sebagai investigasi empiris dari laporan yang diterbitkan dalam New Republic pada 2013.
Wartawan Ben Crair menulis, “Saya melihat hal itu dalam pesan teks dan percakapan
online, orang-orang menggunakan tanda titik tidak sekadar untuk menyimpulkan kalimat, tapi untuk mengumumkan saya tidak senang dengan kalimat yang baru saya simpulkan.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Tidak.' Bermakna percakapan ditutup. Sementara, 'tidak...' berarti boleh dilanjutkan.
Para peneliti menyimpulkan bahwa pendapat Crair mungkin benar. Tanda titik membuat seseorang terkesan menyampaikan pesan pasif yang agresif dan tidak tulus.
Menurut Washington Post yang menindaklanjuti laporan studi menemukan, tanda seru yang dianggap ketinggalan zaman sebetulnya lebih ramah dan tulus daripada tidak menggunakan tanda baca sama sekali.
Dikutip dari laman Telegraph, berikut adalah hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengirimkan pesan, dan apa yang mereka ungkap tentang penulisnya.
Menyesuaikan ciuman untuk ciuman
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh TalkTalk Mobile menemukan, jumlah ciuman atau simbol x dalam sebuah pesan teks adalah 'ladang ranjau' dari kesalahpahaman. Mengirim simbol x lebih sedikit atau tidak ada sama sekali dianggap sebagai penolakan atau mengganggap seseorang tidak penting.
Di lain pihak, terlalu banyak simbol x dianggap sebagai putus asa. Jadi, Anda harus mencocokkan jumlah x Anda dengan x lawan bicara Anda dalam pesan teks.
Emoji mengatakan banyak hal tentang diri AndaSarjana linguistik Tylor Schnoebelen yang menulis tesis doktoralnya tentang penggunaan emoji mengklaim, hanya orang tua yang memakai hidung di simbol wajah tersenyum mereka, seperti ini :-)
Rupanya, orang yang menggunakan hidung juga cenderung menggunakan singkatan lebih sedikit, seperti 'lol'.
Jangan merespons dengan cepat, itu tanda stres
Para peneliti di Universitas Glasgow menemukan, respons yang sangat cepat dalam membalas email menunjukkan bahwa pengirimnya tertekan atau memiliki rasa percaya diri yang rendah. Aturan ini juga bisa diterapkan pada pesan teks, respons lah sesuai kenyamanan Anda, dan jangan merasa respons cepat itu dibenarkan.
(win/utw)