Menhub Minta Bandara di Daerah Berbenah demi Wisatawan

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Selasa, 21 Feb 2017 20:02 WIB
Menhub Budi Karya mengatakan kalau bandara di luar negeri tidak besar, tidak mewah, tapi berhasil melayani banyak kedatangan wisatawan.
Ruangan unit Aerodrome Control Tower (ACT) di Bandara Kualanamu, Medan. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan porsi penumpang penerbangan internasional bertambah menjadi 30 persen pada 2019 dari yang saat ini 23 persen dari 89 juta penumpang.

Budi mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan porsi penumpang penerbangan internasional sebanyak 25 persen, sebagai dukungan dalam mendorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman).

Namun, menurutnya, kebijakan untuk memberikan insentif terhadap penerbangan internasional, seperti potongan biaya mendarat (landing) tidak begitu efektif karena itu akan dievaluasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak saya di Angkasa Pura II itu sudah dilakukan, tapi menjadi pertanyaan mengapa tidak menarik, bisa jadi paketnya atau kota-kotanya kurang menarik, karena itu kita akan evaluasi ini," kata Budi usai Rapat Koordinasi Stimulus Paket Peningkatan Aksesibilitas Udara di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (20/2), seperti yang dilansir dari Antara.

Saat ini, lanjutnya, baru Kota Manado yang sudah menunjukan pertumbuhan banyaknya penumpang internasional dari Tiongkok dengan dibukanya penerbangan langsung.

Padahal, Budi menilai terdapat sejumlah bandara yang berpotensi, seperti Bandara Kualanamu di Sumatera Barat, yang bisa menampung kedatangan penumpang dari bagian Utara, contohnya dari India dan Timur Tengah.

"Ada upaya-upaya yang tersendat, kita harus mengevaluasi lagi seperti Bandara Kualanamu dan harusnya punya kapasitas sebagai penyangga (sub-hub)," kata Budi.

Namun, Budi mengatakan saat ini masih belum diperlukan untuk pemisahaan bandara domestik dan internasional, karena yang diperlukan hanyalah perbaikan manajemen oleh operator bandara.

"Bandara-bandara luar negeri itu tidak besar, tidak mewah, tapi berhasil melayani banyak kedatangan wisman,” kata Budi.

Budi menyebutkan, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) hanya melayani 36 destinasi internasional, sementara itu bandara di Malaysia dan Singapura melayani lebih dari 100 destinasi internasional.

Karena itu, ia mengimbau kepada PT Angkasa Pura I dan II untuk mengoptimalisasi kapasitas yang dimiliki, seperti ruang udara, slot terbang dan revitalisasi terminal.

"AP I dan II harus melakukan suatu reformasi terkait ruang slot yang ada dengan mengurangi slot-slot yang kurang penting dan memberikan ruang bagi slot internasional yang masuk," kata Budi.

Saat ini, dia mengatakan, pergerakan pesawat di Bandara Soetta sebanyak 86 pesawat per jam dan akan ditingkatkan menjadi 110 pesawat per jam dengan beroperasinya landasan pacu ke-tiga.

"Jadi ada tambahan kurang lebih 30 slot, harapannya memberikan ruang yang besar kepada maskapai asing menuju Jakarta juga Bali," kata Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong tiga upaya yang harus dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dalam mendukung upaya mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara, yaitu kerja sama layanan angkutan udara, navigasi udara dan bandara dan stimulus untuk pembukaan rute baru.

"Operator bandara ini kurang agresif mengembangkan bandara, di sisi lain memang bagus tingkat keterisian (load factor) meningkat, tapi kapasitas semakin berkurang untuk menampung wisatawan," kata Budi.

Arief meminta tambahan empat juta kursi penerbangan untuk tahun ini agar tercapai kunjungan 15 juta wisman, untuk 2018 tambahan tiga juta kursi, 2019 3,5 juta kursi, sehingga tercapai 10,5 juta tambahan wisman di 2019.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER