Gamcheon Culture VillageKeesokan harinya, saya pun memulai langkah perjalanan menuju Gamcheon Culture Village, kawasan pemukiman yang penuh dengan mural indah di tembok-tembok rumah.
Gamcheon Culture Village dibangun pada 1950an setelah perang Korea. Para masyarakat perlahan mulai membangun di kawasan tersebut dan mulai disebut sebagai Machu Picchu of Busan atau Kota Lego.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemukiman tersebut secara resmi menjadi pusat atraksi Busan sejak 2009 ketika pemerintah memutuskan memperindah Gamcheon Village.
Kawasan yang terletak jauh dari pusat kota ini lebih enak ditempuh dengan bus daripada subway. Perlu satu jam dan Rp30 ribu untuk tiba di Gamcheon Culture Village dari tempat menginap saya di kawasan Haeundae-gu.
Tanjakan serta warna-warni tembok dan atap rumah menyapa turis sebelum tiba di gerbang awal Gamcheon Culture Village.
Waktu yang banyak serta sepatu yang nyaman sangat diperlukan untuk menjelajahi Gamcheon Culture Village.
Setibanya di sana, pengunjung bisa langsung berjalan-jalan menikmati keindahan pemukiman tersebut.
Namun, turis juga bisa ke ruang informasi terlebih dahulu tepat di gerbang masuk. Di sana, pengunjung bisa membeli peta seharga 2 ribu won atau sekitar Rp24 ribu.
 Sudut berfoto. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Peta tersebut memberikan tiga jalur pilihan untuk berkeliling. Mulai dari jalur ungu dan oranye yang hanya memerlukan satu jam untuk menyelesaikan seluruh perjalanan hingga jalur biru yang memerlukan dua jam.
Perkiraan tersebut di luar waktu antre berfoto di sejumlah spot.
Salah satu spot berfoto yang sayang untuk dilewatkan sehingga memiliki antrean paling panjang adalah the Little Prince and the Fox. Saat ramai, pengunjung bisa mengantre hingga 30-45 menit di spot tersebut.
Peta yang dibeli di awal tak hanya menunjukkan arah tapi juga memiliki misi. Terdapat 12 lokasi yang menyediakan stempel sebagai tanda telah melewati kawasan tersebut.
Selain stempel, turis juga akan mendapatkan kartu pos secara cuma-cuma. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi turis berjiwa petualang.
 Area makan minum. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Tak perlu khawatir kelaparan ketika menghabiskan banyak waktu di Gamcheon Culture Village. Banyak kafe serta restoran di pemukiman tersebut. Salah satu gang bahkan penuh dengan restoran.
Satu hal yang harus benar-benar diperhatikan ketika berkunjung ke Gamcheon Culture Village.
Meski menjadi salah satu tempat rekreasi, Gamcheon Culture Village masih ditempati oleh warga layaknya perumahan atau pemukiman pada umumnya.
Tak hanya itu, warga lanjut usia banyak dijumpai ketika berada di sana.
Sehingga, pengunjung diharapkan untuk bisa tetap menjaga ketenangan serta kenyamanan warga sekitar.
Catatan perjalanan wisata di Busan masih berlanjut ke halaman berikutnya...