3. Memanfaatkan teknologiThe new normal selama pandemi ini membuat banyak orang lebih cenderung memanfaatkan teknologi dalam kesehariannya. Misalnya dengan metode pesan antar secara online, metode
cashless (sebagai bagian dari
cashless society).
Selain itu, metode
drive tru juga bisa menjadi pertimbangan praktis.
4. Sehat lebih dipilih daripada instagramableSebelum pandemi mulai, pertimbangan orang untuk memilih tempat nongkrong adalah soal seberapa hit tempat itu, instagramable atau tidak, Bentuk makanan lucu atau unik, banyak direkomendasikan
influencer atau tidak, baru enak atau tidaknya makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bagian dari the new normal, tempat makanan yang sehat, memerhatikan standar kebersihan bakal jauh lebih dipilih dibanding yang sekadar menarik dilihat.
Sehat bukan berarti hanya dari segi makanan, tapi juga dari lokasi. Bagaimana tempat tersebut mengelola bisnisnya, kebersihan dan kesehatan karyawannya dan pelanggannya, masker, keramaiannya, dan lainnya.
“Sebetulnya di toko sudah melakukan protokol pencegahan Covid-19. Kami udah siapkan wastafel dan chamber disinfektan--yang tentunya cairannya pakai antiseptik dan lebih aman. Lalu sebelum masuk ke dalam area pun, sudah ada tulisan aturan bagi pelanggan, semisal cuci tangan lagi dan pakai hand sanitizer yang sudah disiapkan,” ucap Numan Areban, pemilik coffee shop Elman Kopi.
“Jarak antar meja pun sudah diatur. Di smoking area yang di dalam, ditutup, meja dan kursi pun dikurangi dan diberi jarak. Smoking area yang di luar juga cuma disiapkan tiga meja kecil dan masing-masing ada 1 kursi, dan
thermo gun juga dipakai di toko. Tapi sejak PSBB kami hanya
delivery order dan
take away saja.”
Tapi jika pun nanti PSBB dilonggarkan dan mulai bis beroperasi, masih akan memakai aturan tersebut. Karena biar gimana pun, kita nggak pernah tahu, siapa yang kena apa, dan siapa yang bisa
nularin ke siapa. Ini sebagai bentuk pencegahan juga. Jadi, nanti jika pun ada pelanggan yang datang, dianjurkan untuk bergantian dengan yang lain.”
“Dari banyaknya yang datang, mau nggak mau, mereka harus bergantian.. Enggak bisa nongkrong lama-lama.. Dan jam operasional pun dimajukan, untuk jam tutupnya.”
 Foto: CNNIndonesia/Safir Makki Warga antre mengambil takjil yang disediakan pengurus RT 005 RW 006 kawasan Cempaka Putih Raya,Jakarta, Selasa, 12 Mei 2020. CNNIndonesia/Safir Makki |
5. Lebih sabarThe new normal secara tak langsung mengajarkan orang untuk lebih bersabar. Bagaimana tidak, mau masuk ke berbagai tempat harus antre untuk dicek suhu tubuh. Setelah itu, antrean terkait masuk ke tempat belanja kebutuhan sehari-hari juga dibatasi agar tak terlalu padat di dalam dan terbentuk kerumunan. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga jarak sosial.
Latihan sabar ini akan membuat orang lebih paham dan mau antre, hal yang sudah sejak lama digaungkan demi ketertiban umum. Saat ini antre bukan cuma demi ketertiban tapi kesehatan. Sebelumnya, orang-orang Indonesia sudah punya kesabaran ekstra untuk menunggu makanan, apalagi makanan yang tengah hit.
“Perubahan lainnya kalau pilih tempat ya enggak akan berdesak-desakan lagi.
Mending cari tempat lain yang lowong atau antre,” ucap Gita.
“Kaya kemarin saya beli es kelapa di tempat biasa aja harus menunggu sepi dulu baru beli, terus lihat orangnya pakai masker tidak,” ujar Mia.
(chs)
[Gambas:Video CNN]