Thailand telah menyambut kelompok turis pertamanya dalam tujuh bulan, sebagai bagian dari eksperimen yang bertujuan menguji pembukaan gerbang pariwisata yang lebih luas karena virus Corona telah melumpuhkan perekonomian kerajaan.
Sebuah pesawat berisi 39 turis Tiongkok terbang ke Bandara Suvarnabhumi Bangkok pada Selasa (20/10) malam dari Shanghai yang langsung mendapat sambutan dari staf yang mengenakan peralatan pelindung lengkap.
Para pengunjung menjalani pemeriksaan kesehatan dan koper mereka didesinfeksi, sebelum mengenakan pakaian pelindung dan dibawa pergi untuk karantina selama dua minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pertanda baik bahwa orang asing yakin dengan langkah-langkah keamanan kami," kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip dari AFP.
"Saya menginstruksikan para pejabat untuk menjaga para turis dengan baik, karena jika mereka aman, penduduk Thailand juga aman."
Pandemi telah membuat ekonomi negara Asia Tenggara itu bertekuk lutut, dengan 8 juta orang diperkirakan kehilangan pekerjaan pada akhir tahun ini.
Banyak dari kerugian itu terjadi di sektor pariwisata, di negara yang didatangi 40 juta kedatangan mancanegara sepanjang tahun 2019.
Para wisatawan telah berada di bawah skema visa turis khusus, yang menawarkan 1.200 slot dan memungkinkan untuk tinggal hingga sembilan bulan.
Jumlah kedatangan jauh lebih kecil dari 150 penumpang yang disebutkan otoritas bulan lalu.
Pejabat pariwisata menolak memberikan alasan, tetapi bersikeras bahwa itu tidak terkait dengan konfrontasi baru-baru ini antara pengunjuk rasa pro-demokrasi dan polisi di ibu kota Thailand dan di tempat lain.
Konsultan pariwisata Bill Barnett mengakui kerusuhan yang sedang berlangsung telah merusak citra Thailand, tetapi mengatakan negara itu dapat mengalihkan pengunjung dari Bangkok yang dilanda protes.
"Thailand harus mampu mengembalikan pariwisatanya," katanya.
Mario Hardy dari Pacific Asia Travel Association yang berbasis di Bangkok setuju, mengatakan kerusuhan sipil tidak pernah menghalangi wisatawan untuk mengunjungi Thailand di masa lalu.
"Mereka tahu itu kejadian itu terisolasi, masalah lokal dan tidak menargetkan turis," katanya.
Kelompok kedua yang terdiri dari 147 turis Tiongkok dari Guangzhou dijadwalkan tiba di Thailand minggu depan, diikuti dengan penerbangan dari Skandinavia pada November.