Daftar peringkat destinasi wisata yang populer dikunjungi turis mancanegara sepanjang 2020 sudah pasti tidak dirilis, mengingat pandemi virus Corona yang melumpuhkan perjalanan dunia.
Gerbang pariwisata negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, resmi ditutup sejak virus Covid-19 resmi menjadi pandemi pada Maret 2020.
Bepergian ke luar negeri hanya ditujukan bagi warga negara dan diutamakan untuk urusan bisnis, pendidikan, atau darurat.
Indonesia, salah satu negara yang menggantungkan perekonomiannya pada sektor pariwisata, juga ikut terdampak virus mematikan tersebut.
Berikut rangkuman jatuh bangun dunia pariwisata selama masa pandemi virus Corona pada 2020:
Wisata Bali Tutup untuk Turis Mancanegara
Di Indonesia sendiri, sektor pariwisata Bali paling merasakan dampak pandemi Covid-19. Sejak ditutup untuk wisatawan mancanegara pada Maret lalu, suasana di sana makin sepi, mirip setelah Bali diguncang bom pada 2002 silam.
Sebanyak 16,11 juta wisman tercatat memasuki Indonesia sepanjang 2019, naik 1,88 persen dari 2018. Dari belasan juta tersebut, sebanyak 6,2 juta mendatangi Bali.
Turis asal Australia, China, India, dan Arab selama ini menjadi pasar utama Pulau Dewata. Namun malang tak dapat ditolak, negara-negara tersebut melarang warga negaranya mendatangi Indonesia.
Pemerintah berupaya mendorong geliat pariwisata Bali dengan bantuan wisatawan domestik, namun strategi ini nampaknya belum memperlihatkan hasil yang maksimal.
Dompet yang boncos akibat pandemi sekaligus repotnya mengurus dokumen perjalanan (tes rapid atau swab plus formulir masuk dan datang dari wilayah), menjadi beberapa alasannya.
Hingga saat ini, Pemprov Bali masih mengkaji rencana pembukaan wisata Bali untuk para wisatawan mancanegara. Rencananya, pembukaan pariwisata untuk wisatawan asing baru akan dibuka pada 2021.
Akibat menurunnya jumlah wisatawan, banyak pekerja di bidang pariwisata yang menganggur dan banting setir. Sempat ada yang diberitakan kembali lagi ke ladang.
Wisata Alam Paling Digemari
Destinasi wisata alam, seperti curug dan gunung, menjadi primadona selama pandemi Covid-19. Alasannya, objek wisata alam diklaim 'ramah' Covid-19 karena berada di ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang sehat.
Setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) nasional usai, Satgas Covid-19 merinci kawasan wisata alam yang telah dibuka, di antaranya kawasan wisata bahari, kawasan konservasi perairan, kawasan wisata petualangan, taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya, suaka margasatwa, geopark, dan pariwisata alam kawasan non-konservasi seperti kebun raya, kebun binatang, dan destinasi wisata alam yang dikelola masyarakat.
"Kawasan wisata tersebut dapat dibuka secara bertahap sampai dengan batasan pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas," kata Kepala Satgas Covid-19 Doni Monardo.
Kebangkitan Tur Virtual
Tur wisata virtual menjadi pilihan orang-orang yang tidak bisa berlibur karena pandemi Covid-19. Cukup dengan ponsel atau streaming di TV, tur virtual sudah bisa dilakukan.
Ada banyak penyedia jasa layanan wisata yang menghadirkan opsi ini sebagai alternatif wisata. Opsi ini juga banyak dipilih lantaran tidak memerlukan biaya banyak dan aman karena bisa dilakukan di rumah.
Di Indonesia, beberapa destinasi wisata menyediakan opsi tur virtual seperti Kebun Raya Bogor yang dapat diakses di https://vtkrb.pddi.lipi.go.id/ secara gratis. Taman Impian Jaya Ancol juga memberikan opsi tur virtual secara berkala menggunakan Instagram live.
Selain di dalam negeri, tur visual juga menjadi banyak opsi pariwisata saat pandemi Covid-19 di luar negeri. Seperti tur virtual Museum Louvre, Prancis di laman https://louvre.fr/en/visites-en-ligne, dan banyak tur virtual lainnya.
Lesunya Kehidupan Malam
Hingar bingar kehidupan malam padam diterjang pandemi Covid-19. Larangan berkumpul dalam jumlah besar menjadi salah satu persoalannya. Di Ibu Kota DKI Jakarta, tempat hiburan malam dilarang beroperasi selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), baik di masa transisi.
Meskipun beberapa sektor telah diizinkan beroperasi dalam jumlah yang terbatas, namun pelonggaran tidak berlaku untuk tempat-tempat hiburan malam, seperti spa, griya pijat, karaoke dan lainnya. Tempat-tempat tersebut masih dilarang beroperasi di masa PSBB transisi.
Alasannya, jenis-jenis kegiatan tersebut dianggap memiliki risiko tinggi penularan Covid-19.
Drama Taman Nasional Komodo
Pengembangan Taman Nasional Komodo menjadi sorotan karena sebuah foto viral truk versus komodo beredar di dunia maya.
Foto tersebut memunculkan kritik dari warganet soal pembangunan komersial atas nama wisata di Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO itu. Tagar #savekomodo pun menyeruak di media sosial.
Pulau Rinca di Taman Nasional Komodo dikabarkan akan dibangun menjadi Jurassic Park, kawasan wisata plus pusat penelitian, yang digagas Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan pada 2019 lalu.
Di sisi lain, pemerintah disebut belum memenuhi permintaan warga soal kesepakatan tertulis sebelum pengerjaan proyek pembangunan tersebut.
Jauh sebelum itu, Taman Nasional Komodo juga menyedot perhatian karena pernyataan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang mengatakan tidak ada perlindungan buat manusia di Taman Nasional Komodo
Pernyataan itu sontak membuat turis dan wisatawan menjadi ragu untuk menyambangi tempat bermukimnya hewan purba tersebut.
"Bahasa yang digunakan terlalu vulgar. Terlalu berlebihan. Bahasa ini bisa menjadi polemik. Khususnya bagi pariwisata. Pernyataan gubernur bisa mendatangkan rasa worry (takut) bagi pengunjung," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita), Asnawi Bahar.
Selain itu, pemerintah daerah juga membatasi kuota wisata di Taman Nasional Komodo saat masa pandemi Covid-19 hanya 20-50 persen.
Untuk masuk ke sana pun, wisatawan diharuskan memiliki membership karena beberapa pulau di Taman Nasional Komodo akan bersifat ekskusif.
Pelanggaran Protokol Kesehatan di Destinasi Wisata
Berwisata di masa pandemi Covid-19 tidak lepas dari yang namanya protokol kesehatan (prokes). Berbagai pelanggaran prokes di tempat wisata terjadi di Indonesia dan luar negeri.
Di Indonesia, sempat beredar video pesta kolam renang yang melanggar prokes Covid-19. Akibatnya, taman wisata air Hairos Waterpark Deli Serdang, Sumatera Utara sempat ditutup.
Tidak hanya di Sumatera Utara, di Malioboro, DI Yogyakarta ribuan wisatawan kedapatan melanggar protokol kesehatan berupa tidak menggunakan masker dengan benar. Kondisi itu terjadi pada masa liburan panjang Oktober lalu.
"Pelanggaran yang tercatat dalam data Satpol PP Kota Yogyakarta, di Malioboro selama lima hari liburan ada 1.311 orang (yang melanggar)," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
Pelanggaran protokol kesehatan juga terjadi di Jeddah. Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi gencar meminta warganya untuk mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19.
Warga diminta untuk melaporkan pelanggar protokol kesehatan dan menegaskan bahwa hukuman akan ditegakkan.
Tercatat pada November lalu, otoritas setempat menerima 999 laporan tentang pelanggaran di semua wilayah Kerajaan.
Pelaporan diadukan lewat layanan 911 untuk Makkah dan Riyadh. Tercatat jumlah laporan pelanggaran di fasilitas kesehatan sebanyak 937, dan 940 untuk laporan tentang restoran dan tempat umum.