Sampai akhirnya, 26 Desember 2020, Bani dan sang ibu melakukan swab, rontgen, dan cek darah kembali. Itu kali ketiga keduanya melakoni tes swab di rumah sakit, di mana hasil sebelum-sebelumnya masih positif.
Malam harinya, sang ibu akhirnya dinyatakan negatif, tapi Bani masih positif.
"Lega, sih, akhirnya ibu sudah bisa pulang setelah rasanya makin berat di hari-hari terakhir kami karena jenuh banget. Saya pun diizinkan pulang dan lanjut isolasi di rumah karena hasil rontgen dan tes darah cukup baik," paparnya.
Meski bernafas lega bisa keluar dari rumah sakit, tapi dia mengaku bahwa perjuangan melawan Covid-19 masih terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua minggu setelah isolasi mandiri dan hampir satu bulan melawan, Bani sekeluarga dinyatakan negatif Covid-19. Namun, beberapa gejala masih berlanjut.
"Suster pernah bilang bahwa hasil swab hanya untuk memastikan bahwa sudah tidak menularkan ya, tapi gejala masih bisa timbul 8 bulan hingga satu tahun," ujarnya.
"Jadi ya, sampai hari ini, saya sendiri masih mengalami mual, diare, sakit kepala, dan tak nafsu makan. Obat dan vitamin lanjut, tapi ya setiap konsultasi ini dibilangnya post-covid, Entah sampai kapan akan hilang."
Meski demikian, ia tetap bersyukur bahwa dirinya dan keluarga masih diberi kesempatan untuk perlahan pulih dan berkumpul kembali.
"Pas awal semua dinyatakan kena itu panik dan takut banget, paniknya ya karena orang tua kena, ibu dan ayah sudah usia lanjut ditambah ada beberapa penyakit bawaan," kenangnya.
"Di saat yang sama berusaha terima dan jalani gitu, kalau mikirin kena di mana dan siapa yang bawa enggak akan pernah selesai. Dan bersyukur bisa segera dapat perawatan dan Alhamdulillah dikasih kesempatan buat bisa kumpul lagi."
Bani sempat menyampaikan bahwa sebelum terkena, beberapa anggota keluarganya memang sesekali harus ke luar rumah. Ibu yang masih harus kontrol ke dokter dan menjalani terapi kaki, serta ia, ayahnya dan sang kakak yang masih bolak-balik ke kantor.
(agn/asr)