SURAT DARI RANTAU

Membuka Lembaran Hidup Baru di Negara Paling Bahagia

Anugrahayu A. Hartoyo | CNN Indonesia
Minggu, 28 Mar 2021 13:03 WIB
Surat dari Rantau pekan ini bercerita mengenai pengalaman hidup warga negara Indonesia yang bermukim di Finlandia, negara paling bahagia di dunia.
Keramaian di Jalan Aleksi, Helsinki, Finlandia. (iStockphoto/peeterv)
Helsinki, CNN Indonesia --

Sudah lima tahun saya menjadi perantau di Finlandia, negara yang sudah empat kali masuk dalam daftar Negara dengan Penduduk Paling Bahagia di Dunia.

Sebagai perantau, salah satu hal yang membuat saya bahagia tinggal di Finlandia ialah jaminan sosialnya yang membuat diri merasa terjaga dan aman. Dari kelas bahasa sampai urusan berobat sudah ditanggung negara asal telah mengantongi izin tinggal penduduk. Transportasi umum di Helsinki sangat efektif dan efisien untuk commute sehari-hari. Jadwal yang selalu tepat waktu dan tiket elektronik dapat mudah diakses dalam genggaman tangan (via HP).

Pemerintah Finlandia mengarahkan perantau untuk mengikuti kelas bahasa sampai penjurusan karier. Semuanya bisa dijalani secara gratis, bahkan yang belum mendapat kerja bisa mendapat uang tunjangan untuk bertahan hidup sampai mendapat pekerjaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mungkin karena populasi di sini terbilang sedikit, hanya 5,5 jiwa, pemerintah sangat terbuka dengan perantau yang datang sehingga ditawarkan pendidikan untuk bisa mendukung perekonomian negara.

Soal kerukunan dan keamanan Finlandia juga bisa diacungi jempol. Penduduknya ramah kepada semua orang termasuk pendatang. Saya yang seorang perempuan dan berhijab juga tak pernah khawatir saat jalan kaki malam hari di kediaman saya yang berlokasi di Helsinki. Kasus pelecehan seksual pun sangat jarang terdengar.

Tapi, standar kebahagiaan di Finlandia harus diganjar dengan pajak yang tinggi. Bahkan soal tilang, pelakunya akan dikenai denda sesuai dengan pendapatannya. Semakin kaya, maka semakin mahal.

Biaya hidup juga tinggi. Dibandingkan Estonia - negara yang hanya berjarak dua jam pelayaran ferry - Finlandia sedikit lebih mahal. Oleh karena itu, pembaca CNNIndonesia.com yang ingin merantau ke sini, terutama yang datang sebagai pelajar, harus pintar-pintar mengatur pengeluaran dan berhemat.

Berkeluarga di perantauan

Merantau ke Finlandia bukan kali pertama bagi saya. Begitu juga dengan ke luar negeri. Saya merasa sangat beruntung mempunyai ayah yang berkarier di Kementerian Luar Negeri, sehngga punya pengalaman tinggal di negeri orang sejak kecil.

Sebelumnya saya pernah menyicipi tinggal di Bangkok, New York, Addis Ababa, dan Helsinki. Tapi nasib memang tak bisa ditebak. Setelah dewasa, saya berjodoh dengan WNI yang bekerja di Helsinki, jadi setelah menikah saya diboyong suami kembali ke sana.

Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Berasal dari keluarga Jawa, tentu saja berkumpul dengan keluarga besar sudah menjadi kebiasaan. Menikah dan membina keluarga di luar negeri membuat hidup saya seakan berubah 180 derajat.

Dulu waktu masih single dan tinggal di luar negeri, rasanya saya tak perlu banyak khawatir untuk mengasah kemandirian. Sekarang setelah menikah, saya merasa harus segera menjadi dewasa dan mandiri atas diri sendiri, suami, dan rumah tangga bersamaan.

Jika suhu dingin bukan hal yang pertama kali dirasakan - karena sudah beberapa kali saya tinggal di luar negeri, namun pengalaman menjadi istri di perantauan amatlah baru. Tak pernah terbayangkan saya harus membina rumah tangga di tempat yang beribu-ribu kilometer jauhnya, bukan hanya sekadar pindah komplek atau pindah kota jauh dari keluarga.

Beradaptasi dengan pacar yang saat itu berhubungan jarak jauh lalu jadi suami, beradaptasi dengan lingkungan, sampai beradaptasi dalam pekerjaan rumah tangga/domestik dan profesional, saya jalani satu persatu.

Kalau biasanya di Indonesia hidup di rumah rasanya lebih mudah karena ada asisten rumah tangga, sekarang di Finlandia harus bisa melakukan segala sesuatunya dengan berbagi tugas dengan suami. Begitu juga soal menghitung pengeluaran sehari-hari.

Momen pendewasaan diri sangatlah terasa, namun saya selalu menikmatinya.

[Gambas:Instagram]



Membuka Lembaran Hidup Baru di Negara Paling Bahagia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER