Suka duka menjadi perawat hewan juga datang dari Wahyudi Bambang, Staf Pelayanan Informasi.
Sebelum dirinya diangkat menjadi staf pelayanan informasi di Taman Margasatwa Ragunan pada 2007, ia juga pernah mencicipi merawat hewan.
Wahyudi pernah merawat buaya dan ular. Namun ia lebih banyak merawat ular.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tugasnya adalah memberi makan ular dan membersihkan kandangnya. Untuk melakukan kedua tugas tersebut, ia harus bisa menjinakkan ular.
Ia menyebut hanya ada dua kemungkinan dalam usaha menjinakkan ular, yaitu benar-benar berhasil atau sama sekali gagal. Sebab, kata dia, ular mempunyai sifat dominan di luar sehingga sulit untuk ditaklukkan.
Yang paling sulit dijinakkan menurut Wahyudi adalah ular sanca. Ia harus memakan waktu yang cukup lama untuk bisa benar-benar membuat ular tersebut nyaman bersamanya.
"Kemungkinan bisa jinak dan kemungkinan tidak bisa jinak jika lebih dari dua bulan," ucap dia.
Setiap hari Wahyudi harus masuk ke dalam kendang ular. Awalnya ia merasa takut, tapi setelah berhasil menjinakkan ular-ular tersebut, ia jadi menikmatinya.
"Kita tidak perlu takut, yang penting tahu teknisnya," ujarnya.
Pengalaman yang tidak terlupakan selama ia menjadi perawat hewan adalah digigit oleh ular. Untungnya, ular tersebut tidak berbisa.
Selain itu, rasanya juga tak sesakit yang dia kira. Seperti digigit oleh kucing, begitu akunya.
Hal yang perlu diingat ketika digigit oleh ular, kata dia, adalah jangan bergerak supaya robekannya tidak melebar.
Wahyudi mengaku setelah kejadian itu, ia lebih percaya diri meskipun rasa takut masih ada.
Ia merasa, toh ketika nanti digigit lagi, dia sudah tau bagaimana cara mengatasinya.
"Cukup dikasih obat luka. Kan tidak berbisa ularnya," ucap dia.
(ard)