Alasan Mengapa Fast Food Tak Sehat untuk Tubuh

CNN Indonesia
Kamis, 13 Mei 2021 15:25 WIB
Sejumlah jurnal membeberkan konsumsi fast food terlalu sering berdampak buruk bagi kesehatan tubuh karena tinggi akan gula, garam hingga lemak jenuh.
Ilustrasi makanan cepat saji. (Unsplash/Pixabay)

Rutin mengonsumsi makanan cepat saji tentu menimbulkan efek jangka panjang yang buruk bagi kesehatan. Melansir Healthline, efek jangka panjang makanan cepat saji dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Kalori berlebih pada makanan cepat saji selain mempengaruhi penambahan berat badan dan obesitas, juga meningkatkan resiko masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak nafas. Pasalnya, berat badan akan memberi tekanan ekstra pada jantung dan paru sehingga saat tubuh bergerak tubuh akan kesulitan bernapas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada anak-anak yang terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, berpotensi mengidap asma dan rhinitis.

Sementara di lain sisi, sebuah studi menemukan kemungkinan risiko terjadinya gangguan hormon dalam tubuh hingga menyebabkan masalah reproduksi.

Efek jangka panjang lain pada anak-anak dan remaja saat mengonsumsi makanan cepat saji terlalu sering atau sedikitnya tiga kali seminggu, yakni akan lebih mungkin mengembangkan eksim (kondisi iritasi yang meradang dan gatal pada kulit) serta jerawat.

Infografis Obat Jerawat Dari Jaman Ke JamanInfografis Obat Jerawat dari Zaman ke Zaman. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)

Pada tulang, kandungan karbohidrat dan gula bisa merusak enamel gigi. Saat enamel menghilang, bakteri dalam mulut bertahan lebih lama dan menyebabkan gigi berlubang.

Risiko lain adalah obesitas. Orang obesitas berpotensi mengalami komplikasi pada kepadatan tulang dan massa otot.

Orang obesitas dengan komplikasi tersebut memiliki risiko patah tulang lebih besar ketika terjatuh. Para ahli pun menyarankan penderita obesitas rutin berolahraga guna membangun otot yang menopang tulang serta menjaga pola makan sehat untuk menekan osteoporosis.

Makanan cepat saji yang digoreng umumnya mengandung lemak trans. Lemak trans diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Akibatnya, tubuh juga berisiko tinggi terkena jantung dan stroke. Peningkatan kolesterol dan tekanan darah merupakan dua faktor utama terjadinya penyakit jantung dan stroke.

(ben/nma)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER