Sejarah Autobahn, Jalan Bebas Ngebut bak 'Fast & Furious'
Katedral Cologne dan Menara TV Berlin bukan satu-satunya ikon Jerman. Ruas jalan raya antardaerahnya, atau yang disebut autobahn, juga sangat dikenal dunia, terutama para penggemar otomotif.
Di tengah fenomena film yang sarat dengan aksi ngebut 'Fast & Furious 9', eksistensi autobahn ikut kembali dilirik. Pasalnya, di sini pengendara mobil boleh ngebut, tentu saja tanpa membahayakan pengendara dan orang lain.
Banyak yang mengira Nazi menjadi penggagas pembangunan autobahn. Sebaliknya, gagasan membangun jalan raya yang menghubungkan kota-kota Jerman yang berkembang setelah Perang Dunia I ini berasal dari ide Republik Weimar pasca-perang.
Jalan umum semacam ini selesai pertama kali pada tahun 1932, menghubungkan Cologne dan Bonn. Ruas jalan ini masih bisa dilintasi hari ini, bagian dari Autobahn 555.
Baru setelah Hitler naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933, ia menggunakan autobahn untuk keuntungan politik, menunjuk Fritz Todt sebagai "Inspektur Jenderal Konstruksi Jalan Jerman," dan menugaskannya untuk meningkatkan jaringan autobahn.
Todt berada di balik program penciptaan lapangan kerja yang, menurut propaganda Nazi, membantu memberantas pengangguran di Jerman.
Pekerja autobahn tinggal di kamp kerja dekat lokasi konstruksi mereka, meskipun sering kali tidak datang secara sukarela - mereka diwajibkan kerja melalui Layanan Tenaga Kerja Reich (dengan cara itu, mereka dikeluarkan dari daftar pengangguran).
Namun, hasil sebenarnya dari perluasan jalan tol itu sangat kecil, dan pembangunan semakin bergantung pada kemampuan pekerja paksa dan tahanan kamp konsentrasi setelah perang pecah pada tahun 1939.
"Karena banyaknya pekerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan produksi yang dibutuhkan demi melancarkan perang, mereka kehabisan pekerja untuk membangun autobahn, membuat kerja paksa semakin gencar," kata Alice Etropolszky, pakar mobilitas dan pemimpin tim pemasaran penyedia layanan door2door di Berlin, seperti yang dikutip dari CNN.
Kerja paksa, tambahnya, terjadi "jelas dalam kondisi kerja yang sangat buruk."
Pada tahun 1942, ketika perang berbalik melawan Nazi, hanya 3.800 kilometer dari rencana jalan tol sepanjang 20 ribu kilometer yang telah selesai.
Timur versus Barat
Setelah perang, sebagian besar autobahn yang ada di Jerman Barat diperbaiki dan digunakan kembali, dengan program perluasan yang dimulai pada 1950-an.
Selama Perang Dingin, beberapa bagian jalan raya dirancang untuk dijadikan lapangan terbang darurat bagi pasukan sekutu jika terjadi invasi Soviet.
Di GDR (Jerman Timur), sementara itu, autobahn digunakan terutama untuk lalu lintas militer dan kendaraan manufaktur milik negara.
Perbedaan konsep dalam pembangunan jalan tol di Jerman yang terbagi juga berarti bahwa hingga hari ini, di beberapa bagian negara, Anda masih dapat merasakan perbedaan ketika melintasi permukaan autobahn di Jerman Barat yang halus ke permukaan balok beton tua di autobahn Jerman Timur. Cobalah berkendara di A2, tepat sebelum Magdeburg.
Kecepatan diatur
Berlawanan dengan mitos populer, masih ada batasan kecepatan di beberapa ruas autobahn. Mengutip German-Way, 130 km/jam adalah kecepatan tertinggi yang direkomendasikan saat melintasinya.
Banyak juga ruas autobahn yang memiliki batas kecepatan 120 km/jam, 110 km/jam, atau lebih rendah, terutama yang berada di daerah perkotaan.
Jadi sebenarnya ngebut maksimal hanya bisa dilakukan di beberapa bentangan autobahn - misalnya A3 antara Cologne dan Frankfurt - yang tidak memiliki batas kecepatan.
Ingatlah bahwa ada mobil polisi tanpa tanda dengan perangkat radar/foto otomatis yang terus memantau pengendara dari pinggir jalan, jadi jangan curi-curi kesempatan untuk memacu kendaraan di atas kecepatan yang telah ditetapkan.
Dan untuk bisa berkendara dengan apik di autobahn, ada banyak ketentuan yang harus dipatuhi. Yang paling dasar ialah soal pengetahuan tata cara berkendara di Jerman, misalnya soal etika menyalip dari samping. Pengendara juga tidak boleh membahayakan dirinya atau orang lain saat ngebut.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...