Jakarta, CNN Indonesia --
Tak cuma merokok, ada beberapa kebiasaan buruk lain yang dikenal berbahaya untuk kesehatan. Beberapa kebiasaan ini sangat sepele, tapi bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Kesehatan tubuh secara keseluruhan dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari. Apa pun yang Anda lakukan, makan, dan minum bisa memberikan dampaknya terhadap kesehatan.
Belum terlambat untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dan segera mulai menjalani hidup yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ngemil saat tidak lapar
Banyak orang punya hasrat ingin mencamil makanan sesuatu, meski perut tidak terasa lapar. Kadang camilan hadir untuk mengusir rasa kantuk.
Namun, kebiasaan ini sesungguhnya tak baik untuk kesehatan. Kebiasaan ini justru dapat menyebabkan makan berlebih, yang pada akhirnya memicu kenaikan berat badan serta meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan kondisi kronis lainnya.
Mengutip The Healthy, dengan memperhatikan sinyal lapar dan beralih ke camilan sehat, Anda dapat meningkatkan nutrisi, mengendalikan hasrat, dan menghindari penurunan energi.
"Makanlah karena Anda lapar, bukan karena Anda stres, bosan, marah, dan sedih. Dan selesaikan makanan saat Anda merasa sedikit kenyang, bukan kekenyangan," ujar ahli gizi Kristin Kirkpatrick.
2. Berjemur tanpa tabir surya
Kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang harus diwaspadai. Penyebabnya adalah paparan sinar matahari berlebih, yang bisa memicu peradangan dan membentuk sel-sel kanker.
Untuk itu, selaku kenakan tabir surya dengan kandungan SPF saat Anda berada di luar ruangan. Lindungi tubuh Anda dari sengatan sinar matahari dengan topi, kacamata hitam, baju lengan panjang, dan celana panjang.
 Ilustrasi. Selalu gunakan tabir surya yang mengandung SPF saat berjemur atau beraktivitas di luar ruangan. (Istockphoto/bymuratdeniz) |
3. Sarapan saat tidak lapar
Tak ada istilah yang tepat untuk 'melewatkan sarapan'. Studi di BMJ bahkan menunjukkan bahwa sarapan pagi belum tentu menjadi strategi yang baik untuk menurunkan berat badan. Kebiasaan ini justru diklaim dapat meningkatkan hasrat makan, yang pada ujungnya menambah berat badan Anda.
Untuk itu, Anda disarankan makan saat merasa lapar, termasuk soal sarapan.
4. Sering menggunakan obat painkiller
Jika tak digunakan dengan benar, obat painkiller atau penghilang rasa sakit yang dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kecanduan opioid.
Efek samping dari NSAID atau obat anti-inflamasi nonsteroid yang dijual bebas bakal berpengaruh ke perut, seperti gangguan pencernaan hingga masalah yang serius seperti pendarahan di usus.
5. Menganggap makanan berlabel 'nol lemak' adalah aman
Banyak produsen makanan menggunakan label 'nol lemak jenuh' untuk mempromosikan produknya. Namun, Anda tak bisa begitu saja mempercayainya.
Ahli kesehatan, Barry A Franklin mengatakan, pemerintah Amerika Serikat (AS) mengizinkan label tersebut jika produk mengandung kurang dari 0,5 gram per porsi. "Banyak sekali yang mengandung 0,41 atau 0,49 gram lemak trans per porsi. Mengapa? Karena dengan itu, mereka bisa mencantumkan 'nol lemak' pada labelnya," jelas Franklin, mengutip Eat This, Not That.
Padahal, seperti diketahui, Anda disarankan untuk mengonsumsi lemak trans tidak lebih dari 2 gram per hari.
6. Mengabaikan kesehatan gusi
Percaya atau tidak, ada hubungan antara penyakit gusi dan penyakit jantung. Saat tidak diobati, penyakit gusi bisa memicu peradangan di seluruh tubuh, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Peradangan secara terus-menerus dapat menyebabkan disfungsi endotel atau keadaan di mana pembuluh darah melebar dan berkontraksi secara tidak normal.
Penyakit gusi juga dapat meningkatkan risiko endokarditis, atau infeksi di dalam katup jantung.
7. Tak pernah bersantai
Menikmati waktu yang santai setelah bekerja sangat penting untuk menjaga keseimbangan hidup. "Saat Anda kewalahan, Anda benar-benar tidak dapat melakukan hal-hal sehat yang seharusnya Anda lakukan," ujar ahli kesehatan wanita, Nieca Goldberg.
Dengan jarang memiliki waktu bersantai, Anda cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dan tingkat hormon stres yang juga lebih tinggi.
Buat batasan waktu antara waktu kerja dan waktu santai. "Anda harus meninggalkan pekerjaan dan melakukan aktivitas lain," kata Goldberg.
8. Menganggap minyak kelapa sebagai pilihan sehat
Manfaat minyak kelapa telah digembar-gemborkan selama beberapa tahun terakhir. Namun, Anda harus ingat bahwa minyak kelapa juga memiliki kelemahan: tinggi lemak jenuh.
American Heart Association merekomendasikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 13 gram lemak jenuh per hari atau setara dengan 1 sdm minyak kelapa.
"Minyak yang tak boleh digunakan adalah yang mengandung lemak tidak sehat, termasuk minyak kelapa, minyak sawit," ujar ahli nutrisi, Kimberly Gomer.
9. Menyepelekan ngorok
Ngorok memang lumrah dilakukan banyak orang. Tapi, tahukah Anda bahwa mendengkur sejatinya adalah salah satu masalah kesehatan yang bisa berujung bahaya?
Mendengkur atau sleep apnea kerap menjadi tanda adanya masalah kesehatan tersembunyi. Sleep apnea bahwa berpotensi menjadi tanda hipertensi yang tidak terdeteksi atau penyakit jantung. Mendengkur juga ditemukan meningkatkan risiko berbagai gangguan kardiovaskular.