Sejarawan Betawi, Ridwan Saidi, mengatakan keteduhan taman-taman yang ditemui di Jakarta Selatan sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, dulu Jakarta Selatan jauh lebih teduh lagi karena pepohonan lebih banyak.
Ridwan bercerita, Jakarta Selatan sejak masa Hindia Belanda merupakan daerah perkebunan. Di kawasan ini banyak perkebunan karet dan jati. Ia menyebut Pohon Jati dulu paling banyak ditemukan di Kebayoran Lama.
"Daerah situ memang banyak pepohonan, rada sejuklah. Kalau Jakarta Selatan sampai ke Depok kan daerah onderneming, daerah perkebunan, karet, terutama karet di daerah situ," kata Ridwan kepada CNNIndonesia.com dalam wawancara terpisah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Jakarta Selatan juga ditumbuhi berbagai macam pohon buah-buahan. Ia mengatakan tak heran jika nama-nama daerah di Jakarta Selatan diambil nama-nama buah, seperti Gandaria.
Ridwan menyayangkan, semakin lama kebun-kebun itu digantikan oleh pemukiman warga. Meski begitu, suasananya masih teduh karena masih banyak pohon yang dibiarkan tumbuh, bahkan sengaja ditanam.
"Ya memang daerah penghijauan sih ya daerah selatan," ucapnya.
Pendapat Ridwan diamini juga oleh Nirwono, dengan mengacu pada rencana umum tata ruang Jakarta pada 1965-1985 dan tahun 1985-2005.
Dalam rancangan tersebut, ia menjelaskan, Jakarta Selatan diproyeksi sebagai daerah resapan air. Oleh sebab itu, pembangunan di Jakarta Selatan dibatasi.
Berbeda dengan kawasan Jakarta yang lain. Jakarta Timur dan Barat untuk industri, Jakarta Pusat untuk pusat pemerintahan, dan Jakarta Utara untuk mendukung pelabuhan.
![]() |
Ia menjelaskan, lahan di Jakarta Selatan yang boleh dibangun tidak boleh lebih dari 20-30 persen. Sisanya dijadikan kawasan tangkapan air.
"Di daerah Kemang misalnya, aturan mainnya kalau kita punya lahan 100 meter persegi, yang dibangun enggak boleh lebih dari 20-30 persen. Kecil. Yang sisanya, 70-80 persen itu, harus dihijaukan. Ini berlaku sampai dengan daerah yang sekarang kita kenal kiri-kanan jalan tol di selatan," kata Nirwono.
Proyeksi sebagai daerah resapan air inilah yang menurut Nirwono menjadikan Jakarta Selatan lebih sejuk. Ia juga mengakui kalau Jakarta Selatan lingkungannya paling baik di antara Jakarta lainnya.
"Kalau kita bilang kualitas lingkungan terbaik itu adanya di Jakarta Selatan, itulah kenapa kecenderungannya orang banyak yang menghuni kawasan ini," pungkasnya.
Baca juga:FOTO: Mengobati Rindu di Tujuh Kamar BTS |