Taman Margasatwa Ragunan punya 2.289 satwa. Mereka terdiri dari 221 satwa air, 182 reptil, 862 burung dan 1.024 mamalia. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dari tahun 1966. Pada tahun tersebut, jumlah satwa "hanya" 450 ekor.
Dengan luas lahan 147 hektare, satwa-satwa tersebut punya banyak ruang. Beberapa dari mereka juga ditempatkan seperti di alam terbuka, seperti satwa-satwa yang ada di Pusat Primata Schmutzer.
Di sana ada 97 primata, terdiri dari 18 spesies yang hidup bebas bisa bergelantungan ke sana ke mari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga Gorila Dataran Rendah asal Afrika bermukim di sana, yakni Kihi, Kumbo, dan Komu. Satwa ini bisa dibilang satu-satunya yang ada di Indonesia.
Ketiga gorila tersebut didatangkan dari Inggris dengan usaha pendiri Pusat Primata Schmutzer, yaitu Pauline Antoinette Schmutzer-versteegh.
Petugas Pelayanan Informasi, Wahyudi Bambang mengatakan, Taman Margasatwa Ragunan dipilih karena iklim dan suhunya sama dengan habitat asli Gorila Dataran Rendah di Afrika.
"Ini berdasarkan riset, tim ahli dari Inggris, riset tanah, suhu dan kelembaban di sini dari hasil riset mereka, ternyata Ragunan itu bisa ditempati gorila," ucap Wahyudi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/5).
Sampai saat ini ketiga Gorila Dataran Rendah itu masih hidup. Namun, pihak Margasatwa Ragunan semakin lama semakin khawatir terhadap regenerasi gorila langka tersebut. Sebab, kata Wahyudi, ketiganya jantan.
Selain punya satwa terlangka, Ragunan juga punya hewan tertua yaitu gajah dengan usia 52 tahun. Gajah tersebut diberi nama Pepsi. Di bawah Pepsi ada juga Ratih, gajah berusia 50 tahun.
Gajah terkenal sebagai salah satu satwa favorit di Ragunan. Satwa tersebut paling banyak dikunjungi oleh para pengunjung.
Salah satu perawat gajah, Sudi mengatakan, kebanyakan pengunjung yang ingin melihat satwa gajah adalah anak-anak.
"Mungkin karena suka lihat di film, lucu, badannya gede," kata Sudi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/5).
Namun, hewan terbandel juga disematkan oleh para petugas kepada satwa gajah bernama Melki. Dia dikenal sering menyemburkan air liur atau melemparkan barang-barang yang ada di sekitarnya.
Sudi bercerita, nyaris tak ada yang kuat menghadapi Melki. Sebab keusilannya itu menyasar siapapun dan kapanpun. Petugas juga kerap kali ditendang bahkan diseruduk olehnya.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com saat berkunjung ke Ragunan pada Rabu (5/5), Melki tampak sibuk mengunyah rumput. Namun saat merasa ada kehadiran manusia, matanya langsung melirik.
Tak lama, Melki menyemburkan air dan kotoran yang ada di dekatnya kepada salah satu perawat yang ingin menghampirinya. Melki juga berjalan ke sana ke mari seperti mencari perhatian, sampai akhirnya kembali makan rumput saat kami tinggalkan.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...