5 Obat yang Diklaim Jadi Terapi Covid-19 Selain Ivermectin

CNN Indonesia
Selasa, 22 Jun 2021 14:45 WIB
Sebelum Ivermectin, ada sejumlah obat yang juga disebut-sebut menjadi terapi untuk Covid-19.
Sebelum Ivermectin, ada sejumlah obat yang juga disebut-sebut menjadi terapi untuk Covid-19. Apa saja? (Pixabay/stevepb)

3. Remdesivir

Remdesivir juga sempat disebut sebagai salah satu obat yang meringankan Covid-19. Pada awal Oktober 2020, BPOM telah menyetujui penggunaan darurat obat remdesivir untuk menangani Covid-19 di Indonesia.

Dengan ketentuan ini, artinya obat hanya akan tersedia di rumah sakit dan tidak diperjualbelikan di apotek.

Namun, pada pertengahan Oktober 2020, uji coba besar teranyar menemukan bahwa obat remdesivir tak memberikan pengaruh signifikan terhadap pasien Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Obat ditemukan tak dapat mempercepat waktu pemulihan pasien, sebagaimana yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya.

Uji coba solidaritas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini meneliti beberapa obat yang digunakan untuk mengobati infeksi virus corona. Beberapa obat di antaranya remdesivir, hydroxychloroquine, kombinasi lopinavir dan ritonavir, dan interferon.

"Tak satu pun dari ketiga obat tersebut yang mampu membantu pasien hidup lebih lama atau keluar dari rumah sakit dalam waktu yang lebih cepat," ujar WHO.

Simak efek samping remdesivir di sini.

4. Favirapir

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan izin penggunaan obat favipiravir untuk pengobatan pasien Covid-19 dalam kondisi darurat kesehatan pada Oktober 2020.

Penny menjelaskan, BPOM telah memberikan persetujuan penggunaan obat tersebut pada September lalu, dalam kondisi darurat kesehatan atau emergency use authorization (EUA). Penggunaan favipiravir diberikan sejak 3 September. 

5. Molnupiravir

April lalu, media sosial heboh dengan penemuan obat antiviral molnupiravir yang disebut ampuh menyembuhkan infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Namun obatnya sendiri masih dalam tahap penelitian.

Sebelumnya pada 2020, penelitian di Georgia State University (GSU) obat antivirus EIDD-2801 atau molnupiravir disebut ampuh melawan virus influenza. Obat ini kemudian diteliti kembali untuk tujuan melawan virus SARS-CoV-2.

"Ini adalah presentasi pertama dari obat yang dikonsumsi oral untuk memblokir penularan SARS-CoV-2," kata studi tersebut, dilansir Health World.

Terakhir, molnupiravir masih diteliti oleh perusahaan farmasi bioteknologi Merck & Co bersama Ridgeback Biotherapeutics LP. Dengan keterangan bahwa lolos uji klinis fase 3 dan sempat ada empat dari 202 partisipan penelitian molnupiravir dikabarkan mengalami efek samping serius.

Simak fakta soal Molnupiravir di sini.

Disclaimer: penelitian ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut dan mendalam sebelum bisa ditetapkan sebagai obat untuk mengatasi infeksi corona. WHO dan kemenkes hingga saat ini belum merekomendasikan obat tertentu untuk penyembuhan Covid-19.(CNN Indonesia/Timothy Loen)

(agn)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER