Menguak Kebutuhan Vitamin D untuk Daya Tahan Tubuh

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jul 2021 16:35 WIB
Pakar AS Faheem Younus menyebut konsumsi vitamin D tambahan tidak dibutuhkan. Benarkah demikian?
Pakar AS Faheem Younus menyebut konsumsi vitamin D tambahan tidak dibutuhkan. Benarkah demikian? (Pixabay/stevepb)

Di samping itu, menurut dokter spesialis orthopedi dari RS Siloam Kebon Jeruk, dr Langga Sintong, SpOT, masyarakat Indonesia masih banyak kekurangan vitamin D pada tubuhnya.

"Indonesia itu kan negara tropis, harusnya enggak kekurangan vitamin D kan, tapi kalau dicek banyak sekali kurang vitamin," kata Langga, seperti dikutip detik.com, 2019 silam.

Dia menyebut penyebabnya karena ada orang-orang yang lebih takut kulitnya menjadi gosong jika terkena sinar matahari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sengaja menghindari sinar matahari, bisa membuat tubuh menjadi kekurangan vitamin D. Padahal sinar matahari bisa mengubah provitamin D dalam tubuh menjadi vitamin D.

Dampaknya pun sangat banyak, mulai dari cepat lelah hingga autoimun (kondisi ketika kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri.

"Dampak kekurangan vitamin D, cepat capek, nyeri-nyeri otot, migrain. Sekarang banyak diumumkan autoimun, kesuburan, dan lain-lain," tambah Langga.

Oleh karenanya, dokter acap kali menyarankan untuk tetap mengonsumsi vitamin D tambahan. Namun, yang perlu diingat bahwa kekebalan tubuh terjaga tidak hanya dengan minum vitamin D, dibutuhkan juga pola hidup sehat dan istirahat teratur.

Salah kaprah sinar matahari dan vitamin D

Di sisi lain, Ariska mengungkapkan masih ada persepsi keliru di tengah masyrakat terkait bahwa untuk mendapat vitamin D utamanya dengan berjemur di bawah sinar matahari saja.

Ia menjelaskan, asupan vitamin D dalam tubuh didapat dari makanan yang mengandung vitamin D. Makanan tersebut kemudian akan menjadi provitamin D dalam lemak di tubuh.

Sementara sinar matahari tidak memberikan vitamin D. Sinar matahari hanya membantu proses pembentukan provitamin D yang ada dalam tubuh menjadi vitamin D.

"Berjemur itu mengubah provitamin D dalam tubuh menjadi vitamin D. Tapi supply vitamin D itu didapat dari makanan, bukan berjemur," ucap Ariska.

Tanpa berjemur pun, provitamin D akan berubah secara alamiah menjadi vitamin D. Hanya saja, prosesnya akan lebih baik jika dibantu dengan berjemur.

Berjemur yang disarankan yakni sekitar 10-15 menit setelah pukul 09.00 agar provitamin D berubah menjadi vitamin D.

(els/agn)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER