Tugu Jam Thamrin, Saksi Bisu Banjir hingga Bom Sarinah
Tugu Jam Thamrin yang berada di tengah jalan MH Thamrin dan di seberang pusat perbelanjaan Sarinah telah menjadi saksi bisu banyak peristiwa di Jakarta, mulai kemacetan, banjir, demonstrasi hingga kasus terorisme.
Saat ini, di tengah pembangunan akses transportasi MRT Jakarta Fase 2A rute Bundaran HI-Kota Tua, Menara Jam Thamrin yang merupakan Cagar Budaya berusia 52 tahun ini akan pindah lokasi.
Dalam proses pemindahan ini, PT MRT Jakarta melakukan berbagai kajian dengan berbagai pihak, di antaranya tim ahli cagar budaya, arsitektur dan struktur, serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dari hasil kajian MRT itu, pemindahan Tugu Jam akan dilakukan dengan cara memotongnya menjadi tiga bagian.
Yakni, bagian puncak yang terdiri dari rumah jam, bagian kedua adalah badan tugu yang memiliki kanopi, dan bagian ketiga ialah bagian kaki atau lokasi yang saat ini berfungsi sebagai pos polisi.
Setelah dipotong menjadi tiga bagian, Menara Jam Thamrin akan disimpan sementara di kawasan Monumen Nasional (Monas) dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
PT MRT Jakarta berjanji akan dikembalikan Tugu Jam pada lokasi asalnya dalam kondisi yang lebih baik setelah pekerjaan konstruksi rampung.
Pengingat "setengah abad"
Menara Jam Thamrin sudah mulai dibangun perempatan Sarinah sejak Mei 1969.
Tingginya 12,5 meter, dengan penampang berukuran 1,7 meter.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...