'Sungai Pelangi' di Kolombia yang 'Disembunyikan' dari Turis

CNN Indonesia
Senin, 23 Agu 2021 12:50 WIB
Setiap musim hujan, sungai di taman nasional Kolombia berubah warna menjadi pelangi. Namun tidak banyak wisatawan yang bisa melihatnya. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sungai Caño Cristales di Kolombia memperlihatkan keindahannya selama musim hujan, karena sungai itu bakal terlihat seperti pelangi.

"Pelangi" di Sungai Caño Cristales bakal terlihat di sepanjang bulan Juli hingga Oktober, bulan-bulan antara musim hujan dan kemarau yang ekstrem.

Sungai sepanjang 999 kilometer yang berada di Taman Nasional Serranía de la Macarena, Provinsi Meta, ini dikenal sebagai "Sungai Lima Warna."

"Pelangi cair" ini -- demikian sebutannya juga -- adalah salah satu keajaiban alam paling spektakuler di negara Amerika Selatan itu.

Dasar sungai berwarna merah cerah, kuning, hijau, biru dan hitam selama masa tersebut. Meskipun warnanya dapat dilihat mulai dari pertengahan Mei dan terkadang hingga Desember, warnanya yang paling cerah terlihat selama bulan Juni dan November.

Warna-warna tersebut dihasilkan selama proses reproduksi tanaman air di sungai, yang disebut Macarenia clavigera, spesies dari keluarga rumput sungai Podostemaceae.

Saat musim hujan, sungai mengalir deras dan tinggi, sehingga sinar matahari tidak dapat mengenai tanaman di dasar sungai. Pada musim kemarau, air tidak cukup untuk menghidupi tanaman. Jadi pengunjung yang ingin melihat pemandangan itu harus pergi ke taman nasional pada antara bulan Juni dan November.

Fenomena itu tidak terjadi di tempat lain di dunia. Daerah itu sendiri adalah hotspot keanekaragaman hayati, di mana pegunungan Andes dan lembah Amazon dan Orinoco bertemu -- dan merupakan rumah bagi banyak spesies endemik.

"Disembunyikan" dari turis

Sebelum pandemi, ribuan wisatawan berbondong-bondong untuk melihat fenomena alam ini setiap tahunnya, yang telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ilmuwan bahwa sungai mungkin terancam oleh overtourism (dampak buruk serbuan turis).

Flavia Santoro, kepala ProColombia, dewan pariwisata negara itu, mengatakan bahwa langkah-langkah harus diambil untuk melindungi daerah itu dari overtourism.

Badan tersebut "sangat membatasi pengembangan" infrastruktur pariwisata di La Macarena, kota kecil terdekat dengan taman nasional, serta membatasi jumlah wisatawan yang diizinkan masuk hingga 200 per hari.

Ada begitu banyak turis yang berkunjung ke wilayah itu, meskipun otoritas lingkungan ditutup pada Desember 2019 untuk melindungi sungai. Penutupan kemudian diperpanjang karena pandemi.

Sungai Cano Cristales di Kolombia. (iStockphoto)

Selama 18 bulan, hingga dibuka kembali pada Juni tahun ini, Caño Cristales tidak menerima satu pengunjung pun.

Efeknya, kata para ahli biologi, bermanfaat bagi wilayah tersebut.

Faber Ramos, seorang penjaga taman dan koordinator ekowisata di wilayah Orinoco sistem taman nasional Kolombia, mengatakan pandemi memiliki "efek positif" pada kesehatan sungai dan sekarang ada lebih banyak fauna di sana.

Pada puncaknya, sekitar 15 ribu wisatawan mengunjungi Caño Cristales per tahun, dan dewan pariwisata memproyeksikan jumlah tersebut akan terus bertambah.

Kolombia telah mengalami pertumbuhan tahunan yang solid dalam kunjungan wisatawan ke negaranya, menyusul penandatanganan perjanjian damai dengan gerilyawan FARC pada 2016, yang secara resmi mengakhiri lebih dari 50 tahun perang saudara.

Penandatanganan itu melihat jutaan wisatawan mancanegara berbondong-bondong untuk menjelajahi negara itu, serta orang-orang Kolombia sendiri bepergian ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak dapat diakses karena perang - seperti taman nasional Serranía de la Macarena.

Antara 2017 dan 2018 saja, jumlah wisatawan ke negara ini tumbuh sebesar 38 persen.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...





'Sungai Pelangi' di Kolombia yang 'Disembunyikan' dari Turis


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :