Alasan Banyak Korban Kekerasan Seksual Enggan Lapor

CNN Indonesia
Selasa, 07 Sep 2021 18:50 WIB
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengungkapkan alasan korban kekerasan seksual di Indonesia masih banyak yang enggan melapor.
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengungkapkan alasan korban kekerasan seksual di Indonesia masih banyak yang enggan melapor. (iStockphoto/iweta0077)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan kekerasan seksual di Indonesia layaknya fenomena gunung es.

Menurutnya, banyak korban kekerasan seksual yang enggan melapor karena persepsi yang berkembang di tengah masyarakat.

Padahal, Andy menyatakan bahwa kasus kekerasan seksual di Indonesia cukup tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita lihat itu, setiap jamnya di Indonesia ada tiga perempuan yang alami kekerasan seksual," kata Andy saat melakukan sesi diskusi langsung secara daring dalam Chatroom, Selasa (7/9).

Hanya saja, lanjut Andy, baik perempuan maupun laki-laki memiliki ketakutan yang sama dalam melaporkan kekerasan seksual yang dialami.

Salah satunya faktornya yakni sebagian masyarakat masih menjunjung tinggi keperawanan sebagai hal mutlak tingkat kesucian seseorang.

"[Namun] Masyarakat kita masih memandang tinggi keperawanan, jadi kekerasan seksual di luar nikah itu dianggap menghancurkan hidup secara total," katanya

Akibatnya, ketika seorang perempuan menjadi korban kekerasan seksual, masyarakat langsung berpandangan bahwa masa depan korban sudah hancur.

Menurut Andy, bahkan tak sedikit masyarakat yang berpikir ada yang mau menikahi si korban ini sudah cukup beruntung.

"Harusnya keperawanan tidak jadi masalah, justru kita harusnya mendorong supaya perempuan korban kekerasan seksual bangkit, karena keperawanan tidak mengurangi derajatnya sebagai manusia," jelasnya.

Andy kemudian mengatakan bahwa siapa saja bisa mengalami kekerasan seksual. Tak hanya perempuan, laki-laki juga mempunyai potensi yang sama. Hal ini terbukti dari kasus yang kini terjadi di puara Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Kekerasan atau pelecehan seksual tak bisa dipersepsikan dengan korban yang memancing peristiwa itu terjadi.

Banyak masyarakat yang biasanya malah menyalahkan korban, ada yang menyalahkan cara berpakaian, cara bersikap atau bahkan menuding korban memiliki kelainan seksual.

"Siapa pun bisa menjadi korban dan sikap dugaan atau menyalahkan korban atau menyangkal peristiwa itu terus berulang," kata dia.



Pelecehan seksual juga rentan terjadi karena dorongan relasi kuasa. Hal ini biasanya terjadi di lingkungan kerja.

Biasanya korban memiliki tingkat kedudukan lebih rendah dari pelaku. Sehingga pelaku merasa memiliki kekuatan lebih untuk melakukan kekerasan atau pelecehan seksual terhadap korbannya.

"Memang orang dalam relasi kuasa yang rendah itu punya potensi menjadi korban kekerasan seksual. Dia tidak berdaya ketika semua pihak tidak mendukungnya," kata dia.

(tst/agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER