Melindungi Owa Jawa Demi Melestarikan Kopi Lezat Indonesia

Aditya Heru Wardhana | CNN Indonesia
Minggu, 26 Sep 2021 11:11 WIB
Saat minum kopi, apakah Anda sekaligus membayangkan bagaimana usaha pelestarian alam di kebunnya? Hutan Petungkriyono bisa jadi salah satu contohnya.
Owa Jawa berperan menjaga ekosistem hutan dengan penyebaran biji-bijian yang nantinya akan tumbuh menjadi pohon. (Pixabay/steffiheufelder)

Hutan Petungkriyono hingga saat ini di bawah pengelolaan Perhutani KPH Pekalongan Timur.

Menurut Administratur KPH Pekalongan Timur, Untoro Tri Kurniawan, untuk menjaga kekayaan keanekaragaman hayati di ekosistem Petungkriyono, setiap tahun petugas Perhutani melakukan survei biodiversitas.

Survei ini mendata populasi biodiversitas yang hidup di Hutan Petungkriyono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, petugas Perhutani juga memantau curah hujan, debit air dan laju sedimentasi di sungai-sungai yang mengalir dalam Hutan Petungkriyono.

Salah satu ancaman yang masih terjadi di Hutan Petungkriyono adalah perburuan liar. Hal ini disebabkan akses masuk ke hutan yang cukup banyak dan sulit diawasi.

Selain memasang tanda larangan perburuan dan patroli berkala, Perhutani berusaha menjalin kerjasama dan pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.

"Respon masyarakat juga cukup bagus sering membantu kita jika ada pemburu dari luar yang datang ke sini" jelas Untoro.

Untoro mengakui, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri dalam menjaga ekosistem hutan, dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak seperti dengan Pemda setempat, kabupaten dan provinsi, BKSDA, termasuk organisasi swadaya masyarakat pemerhati lingkungan.

Salah satu yang berkolaborasi dengan Perhutani dalam melindungi Hutan Petungkriyono adalah Yayasan Swara Owa.

Program konservasi yang dijalankan seperti pendidikan dan pelatihan, beasiswa penelitian dan pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

Selain dari hibah, program konservasi didanai dari keuntungan penjualan kopi Owa.

Sejak tahun 2016, Swara Owa telah mengekspor kopi Owa ke Wildlife Reserves Singapore, yang mengelola sebagian besar kebun binatang di Singapura.

Setiap tahun, sekitar 1 ton green bean atau biji kopi hijau hasil olahan petani Petungkriyono dikirim ke Singapura lalu disangrai dengan komposisi Robusta 20 persen dan Arabika 80 persen dan disajikan kepada pengunjung kebun binatang Singapura.

Selain kualitas rasa dan aroma yang enak, para konsumen membeli Kopi Owa sebagai kesadaran turut mendukung gerakan konservasi hutan tropis dan primata.

"It is coffee you can drink with your conscience intact (ini adalah kopi yang bisa Anda nikmati dengan kesadaran nurani)," kata Vinita Ramani, asisten manager Konservasi dan penelitian, Wildlife Reserves Singapore (WRS) seperti dilansir Straits Times.

Namun dampak pandemi Covid19 tak terelakkan juga menerpa program konservasi. Penjualan kopi Owa ke Singapura praktis terhenti sejak Maret 2020 karena Singapura menutup kebun binatang di tengah pandemi virus corona.

Di gudang Swara Owa di Sleman, Yogyakarta, masih tersimpan berkarung-karung green bean Kopi Owa seberat hampir dua ton yang tidak bisa dikirim ke Singapura.

Dari pengalaman ini, Wawan menyadari pentingnya mempertimbangkan pilihan komoditas agroforestri berdasarkan ketahanannya dan untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditas.

Perlu dikembangkan hasil hutan lainnya yang memiliki nilai tambah konservasi seperti madu, aren dan kapulaga.

Liputan ini didukung program Inisiatif Media Keanekaragaman Hayati oleh Internews' Earth Journalism Network yang didukung oleh Arcadia - organisasi amal milik Peter Baldwin dan Lisbet Rausing.

(ard/ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER