Tidak jauh dari Ihwa-dong, mari beranjak ke daerah perumahan yang lekat dengan budaya tradisional Korea Selatan: Bukchon Hanok Village.
Siapa turis yang tidak kenal daerah ini? Deretan-deretan rumah Hanok di bukit yang diapit Istana Gyeongbukgung dan Istana Changdeokgung, serta gedung-gedung pencakar langit modern di kota metropolitan Seoul serta Namsan Tower sebagai pemandangan mencolok dari daerah ini, menjadikan Bukchon Hanok Village sebagai destinasi utama bagi yang ingin ikut merasakan dan menyaksikan sendiri harmonisnya budaya tradisional dan kehidupan modern yang menjadi identitas dan daya tarik Korea Selatan.
Bukchon Hanok Village mulai marak dikunjungi sekitar tahun 2005 dengan dibukanya sebuah rumah Hanok yang menjadi bagian dari Seoul Museum of History.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu saja, Bukchon Hanok Village memiliki rute walking tour (wisata jalan kaki) dengan delapan spot foto yang menawarkan pemandangan lanskap kota Seoul yang tiada duanya.
![]() |
Sebelum pandemi virus corona terjadi, pemukiman ini mendapatkan sekitar 10 ribu ribu pengunjung setiap harinya.
Banyak dari pengunjung yang datang beramai-ramai mengantre untuk foto di depan rumah bermodel hanok dengan berbagai pose, dari duduk di tangga sampai bersandar ke pintu rumah.
Dalam usaha berfoto ria, tidak sedikit yang tertawa ataupun berbicara dengan suara yang keras, tidak jarang juga banyak turis yang memaki mobil penghuni perumahan yang lewat karena mengganggu usaha pengambilan foto mereka.
![]() |
Karena perilaku turis seperti ini, jumlah penduduk di Bukchon Hanok Village dikabarkan turun dari sekitar 9.000 menjadi 7.530.
Karena itu, mulai sekitar sepuluh tahun yang lalu, banyak petugas patroli yang merupakan relawan dari kantor lingkungan setempat - layaknya RT/RW di Indonesia - yang berkeliling untuk mengingatkan turis agar tidak berisik, sembari membawa papan pengumuman untuk tak mengganggu ketenangan penghuni.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...