Jakarta, CNN Indonesia --
Gaslighting adalah suatu bentuk penyalahgunaan kala seseorang memanipulasi dan menggunakan gangguan dengan memutarbalikkan kebenaran hingga membuat lawannya mempertanyakan realitasnya sendiri.
Istilah ini berasal dari sebuah drama dan film bertajuk Gaslight yang rilis pada 1944. Dalam film ini, seorang suami mencoba meyakinkan istrinya bahwa dia gila.
Salah satu metode yang dia gunakan adalah meredupkan lampu bertenaga gas di rumah, dan ketika istri menyadarinya, ia bersikeras bahwa keadaan masih terang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Robin Stern PhD, psikoanalis serta penulis The Gaslight Effect: How to Spot and Survive the Hidden Manipulation Others Use to Control Your Life, menyebut gaslighting bisa sulit dikenali, tetapi sangat merusak.
Gaslighting dapat terjadi dalam semua jenis hubungan, seperti antara bos dan karyawan, orang tua dan anak, antara teman, dan anggota keluarga. Tetapi bentuk yang paling umum terjadi dalam hubungan asmara.
Gaslighting adalah bentuk kekerasan mental atau emosional dan dapat merusak korban.
"Saya memiliki pasien yang memberi tahu saya bahwa itu terasa lebih buruk daripada pelecehan fisik karena setidaknya mereka dapat melihat lukanya dan tahu siapa yang melakukannya," kata Robin Stern.
Menurut Centers For Disease Control and Prevention, lebih dari 43 juta wanita dan 38 juta pria mengalami kekerasan mental atau emosional oleh pasangannya, salah satunya dengan Gaslighting
Psikoterapis, Stephanie Sarkis PhD menilai gaslighting sering dimulai seperti kisah romansa dongeng. Pelaku umumnya tidak memulai dengan kekuatan penuh karena korban bisa segera pergi.
Sebaliknya, mereka mulai perlahan dan bertahap menjadi kasar sampai korban merasa terjebak dan bingung untuk pergi.
Menurut Stern, terdapat tiga fase utama yang dilalui korban selama proses gaslighting dalam sebuah hubungan.
1. Ketidakpercayaan
Ketika pertama kali seseorang mencoba mengubah realitas Anda, kemungkinan besar Anda tidak akan mempercayainya. Anda mungkin memberi tahu mereka bahwa mereka salah.
2. Pertahanan
Semakin banyak terkena gaslighting, semakin Anda mulai mempertanyakan apakah gaslighter (orang yang melakukan gaslighting) tersebut ada benarnya. Namun Anda akan tetap mencoba membela diri dan mencoba menyangkal.
3. Depresi
Setelah beberapa waktu, Anda mulai percaya bahwa omongan mereka, terutama jika gaslight mereka berakar pada rasa takut yang Anda miliki.
Mereka semakin membuat Anda merasa tidak aman dan mempertanyakan realitas Anda. Seiring waktu, Anda akhirnya akan mencapai tahapan ketika kepercayaan diri hancur dan tidak lagi percaya diri.
10 kalimat tanda gaslighting ada di sebelah...
Berikut beberapa kalimat paling umum yang bisa ditemukan dalam kasus gaslighting.
1. "Saya tidak pernah mengatakan itu. Ingatanmu buruk."
Tanda khas dari gaslighting adalah membuat Anda meragukan ingatan dan pengalaman sendiri sampai-sampai Anda menggantinya dengan versi yang dibuat oleh pelaku. Mereka akan sering memberi tahu bahwa ingatan Anda buruk atau rusak.
2. "Kau terlalu berlebihan!"
Menangis atau kesal sebagai bentuk dari emosi dan reaksi atas sesuatu atau pun perlakuan orang lain sejatinya wajar dirasakan semua orang.
Namun gaslighter akan menggunakan kalimat ini untuk mengalihkan perhatian dari perilaku buruk mereka bahwa apa yang Anda rasakan itu adalah kesalahan Anda.
3. "Kau gendut, turunkan berat badanmu"
Mengkritik penampilan adalah salah satu taktik umum lainnya yang dilakukan gaslighter. Mereka akan melakukan apa pun yang membuat Anda merasa buruk tentang diri Anda sendiri.
4. "Teman-temanmu bodoh/gila"
Keluarga dan teman dekat sering kali menjadi orang pertama yang melihat tanda-tanda gaslighting. Maka dari itu, gaslighter akan mencoba mengisolasi Anda dari orang yang Anda cintai hingga membuat Anda memutuskan semua kontak.
5. "Kau 'enggak enak' di ranjang"
Kehidupan seks bisa menjadi target lainnya dari gaslighter. Hal ini sering digunakan sebagai alasan atau pengalih perhatian dari mereka yang selingkuh atau bertingkah seksual.
6. "Saya tidak marah/tidak apa-apa. Apa maksudmu?"
Banyak gaslighter menggunakan perlakuan diam sebagai metode hukuman dan kontrol. Namun ketika Anda menanyai mereka tentang hal itu, mereka bertindak seolah-olah mereka tidak tahu apa yang Anda bicarakan.
Anda tidak hanya bingung tentang apa yang membuat mereka kesal, tetapi juga mempertanyakan perasaan Anda.
7. "Kalau kau benar-benar cinta, kau akan... "
Gaslighters suka menggunakan cinta dan kasih sayang Anda sebagai senjata melawan Anda.
Anda sejatinya bisa mencintai seseorang dan kesal karena sesuatu yang mereka lakukan pada saat yang bersamaan. Mencintai seseorang bukan berarti Anda selalu menerima apapun tindakan mereka.
8. "Salahmulah saya selingkuh"
Gaslighters suka membalikkan pembicaraan dan menyalahkan korban atas perilaku buruk mereka.
9. "Saya marah gara-gara kau"
Gaslighter juga akan menyalahkan Anda atas emosi mereka. Mereka juga membuat Anda bertanggung jawab atas kemarahan mereka walaupun itu bukan kesalahan Anda.
10. "Tak ada orang lain yang akan mencintaimu selain saya"
Gaslighter akan membuat Anda meragukan nilai dasar diri Anda. Mereka juga akan membuat Anda bergantung pada mereka cinta dan memastikan bahwa Anda tidak akan meninggalkan mereka.