Kemudian jika menyoal rekreasi, tidak ada pedoman mengenai frekuensi berhubungan seks. Seksolog Haekal Anshari menuturkan berapapun frekuensinya, seks harus memperhatikan kualitas.
"Hubungan seks harus sama-sama dinikmati keduanya, sama-sama memberikan kepuasan kedua pihak. Enggak boleh hanya salah satu pihak," kata Haekal saat dihubungi secara terpisah.
Seks setiap hari bisa mendatangkan kenikmatan dan kepuasan asalkan ada sexual consent atau kesepakatan seksual dan memenuhi tahapan hubungan seks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan seks harus memiliki sexual consent. Artinya, ada persetujuan afirmatif, dilakukan secara sadar, tanpa paksaan. Jika salah satu pihak tidak mau berhubungan seks saat itu, berarti sexual consent tidak terpenuhi.
"Sexual consent ini dinyatakan. Mau atau tidak. Kalau pasangan diam, bukan berarti mengiyakan. Tanda persetujuan untuk hubungan seks bisa disampaikan dengan kalimat atau ditunjukkan dengan antusiasme," jelas Haekal.
Saat seks lebih sering bahkan sampai tiap hari mendatangkan masalah, perlu cek lagi apa tahapan hubungan seks sudah dipenuhi atau belum.
Tahapan hubungan seks akan meliputi foreplay (sesi awal berupa rangsangan), intercourse (penetrasi), orgasm (puncak kenikmatan), dan afterplay (peredaan).
Saat semua dilakukan bertahap dengan tepat, ini akan meminimalisir rasa sakit baik pada vagina maupun penis.
"Foreplay optimal tidak akan mengakibatkan gangguan. Kalau tidak optimal, vagina belum lubrikasi optimal, langsung penetrasi itu enggak boleh, bisa timbul rasa sakit," imbuhnya.
Demikian pula dengan penetrasi. Posisi seks atau penetrasi yang pas membuat Anda maupun pasangan sama-sama nyaman sehingga tercapai orgasme.
Keintiman dengan pasangan pun makin meningkat saat diakhiri dengan afterplay misalnya pillow talk, cuddling (berpelukan), memuji pasangan sembari memberikan sentuhan.
(els/agn)