A TO Z

Waspada Preeklamsia, 'Silent Killer' Ibu-ibu Hamil

CNN Indonesia
Rabu, 27 Okt 2021 07:33 WIB
Ibu-ibu hamil disarankan untuk tetap waspada pada preeklamsia sekalipun catatan kehamilan terlihat berjalan normal. Apa itu preeklamsia ?
Preeklamsia menyumbang 76ribu kematian ibu dan kematian 500ribu janin di dunia tiap tahun(StockSnap/Freestocks.org)
Jakarta, CNN Indonesia --

Masa kehamilan rasanya berjalan sempurna. Pemeriksaan rutin tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya. Namun belum sampai usia kandungan 37 minggu atau 9 bulan, bayi terpaksa dilahirkan karena ibu mengalami preeklamsia.

Gangguan kehamilan ini bisa membunuh ibu dan juga janin yang dikandungnya. Preeklamsia menyumbang 76ribu kematian ibu dan kematian 500ribu janin di dunia tiap tahun.

Apa itu preeklamsia?

"Preeklamsia itu tekanan darah tinggi pada wanita hamil. Jadi hipertensi yang baru muncul setelah dia hamil di atas 20 minggu," jelas Aditya Kusuma, dokter spesialis kandungan di RSIA Bunda Menteng, saat sesi diskusi bersama Roche, Selasa (12/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Preeklamsia berasal dari kata bahasa Yunani 'eclampsia' yang berarti petir. Aditya berkata ini menggambarkan preklamsia yang datang tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi sebelumnya karena semua dianggap baik-baik saja.

Selama kehamilan, pengecekan tekanan darah menunjukkan hasil baik, namun di pertengahan atau jelang akhir masa kehamilan tekanan darah mendadak tinggi. Preeklamsia bisa muncul sebelum atau sesudah 34 minggu usia kandungan. Konsekuensinya memang terbilang lebih besar saat preeklamsia muncul di usia kandungan sebelum 34 minggu.

"Riset kami di RS Harapan Kita terhadap 2 ribu wanita, 83 persen preeklamsia terjadi [saat usia kehamilan] di atas 37 minggu. Yang jarang sebelum 34 minggu, ini 1,2 persen. Konsekuensinya jauh lebih besar di awal. Tapi tetap saja preeklamsia entah itu dini atau lambat, konsekuensinya tidak ringan," imbuhnya.

Kenapa ibu hamil bisa mengalami preeklamsia?

Menilik teori lawas, preeklamsia dihubungkan dengan plasenta. Melansir dari Mayo Clinic, di awal kehamilan ada pembuluh darah baru yang berkembang dan berevolusi untuk mengalirkan darah ke plasenta secara efisien. Namun pada wanita preeklamsia, pembuluh darah tidak berkembang sehingga jumlah darah yang mengalir terbatas.

Akan tetapi, Aditya mengatakan teori ini tidak lagi dipakai. Dalam beberapa tahun terakhir ini preeklamsia tidak lagi dianggap masalah plasenta, tetapi disfungsi jantung atau penurunan fungsi jantung ibu hamil.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko preeklamsia antara lain:

- Kehamilan pertama,
- Riwayat tekanan darah tinggi atau mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya,
- Riwayat keluarga, ibu atau saudara perempuan pernah preeklamsia,
- Ibu hamil berusia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun,
- Kehamilan kembar,
- Penyakit penyerta misal, gangguan ginjal, hipertensi, darah terlalu kental, autoimun, lupus,
- Berat badan ibu sebelum hamil tidak ideal (overweight) atau obesitas.

Gejala Preeklamsia dan Apa yang Harus Silakukan?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER