Jakarta, CNN Indonesia --
Tak sulit mencari pantai berpasir putih di Provinsi Maluku, salah satunya ada di Kabupaten Maluku Tenggara, yang sering disebut "surga tersembunyi di Timur Indonesia".
Di Kabupaten Maluku Tenggara ada Pantai Ngurbloat yang berpasir putih plus berair jernih, yang dilihat dari kejauhan bak berwarna biru turkis.
Selain wisata bahari, Kabupaten Maluku Tenggara juga punya potensi perikanan dan budidaya rumput laut, sehingga dipilih Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai lokasi program kampung budidaya rumput laut terintegrasi (seaweed estate) yang mulai dilaksanakan pada 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara mengenai perikanan, jauh sebelum teknik modern, Suku Kei yang juga menghuni Kabupaten Maluku Tenggara, punya teknik memancing tradisional yang merupakan warisan nenek moyang mereka.
Suku Kei, yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, menangkap ikan dengan teknik yang disebut wer warat.
Wer warat, atau tarik tali, adalah tradisi menangkap ikan dengan memanfaatkan rotan yang dililit janur kuning dari pelepah pohon kelapa.
Beberapa orang membentangkan rotan yang terlilit janur dari pesisir pantai ke tengah laut. Bentangan itu kemudian ditarik ke arah darat hingga membentuk lingkaran untuk menarik kumpulan ikan-ikan.
Wer warat sudah pasti merupakan teknik memancing ikan yang ramah lingkungan, dibanding dengan menyebar jaring, bom, atau racun yang dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang, kualitas air, serta tumpukan sampah.
Potensi tradisi dan budaya di Kabupaten Maluku Tenggara akan dikemas dalam promosi wisata Festival Pesona Meti Kei yang berlangsung pada 21 hingga 29 Oktober 2021.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Nama Meti Kei sendiri berasal dari kata meti, yang merupakan sebutan warga di daerah Indonesia Timur untuk fenomena alam, ketika air laut surut sangat jauh di pesisir pantai pada periode tertentu di setiap tahunnya.
Ketika peristiwa itu terjadi, masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara berbondong-bondong ke area laut yang surut untuk menangkap ikan.
Dan Kei adalah masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara.
Bupati Maluku Tenggara, M Theher Hanubun, mengatakan Festival Pesona Meti Kei dikemas untuk memasarkan potensi tradisi dan budaya tersebut.
Dikatakannya, panitia sudah menyiapkan strategi agar acara tersebut bisa berlangsung dengan lancar di tengah pandemi COVID-19.
Ia mengatakan kasus COVID-19 di daerah tersebut sudah terkendali, karena hingga Oktober 2021 tidak ada penambahan kasus baru.
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara juga menggencarkan vaksinasi.
"Inshaallah, Pak Menpar Sandiaga Uno akan hadir di Festival Meti Kei. Dari panitia sudah siap dengan konsep yang tidak menimbulkan kerumunan. Kita tetap menjaga protokol kesehatan, dan yang terpenting Malra sudah zona hijau COVID-19," katanya, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Senin (18/10).
"Kehadiran Pak Sandiaga Uno sangat penting, bukan saja karena dukungannya untuk sektor pariwisata di masa pandemi COVID -19, melainkan juga karena beliau diharapkan bisa membantu pengembangkan potensi wisata dan ekonomi di Maluku Tenggara, yang sebenarnya saling berkaitan dan bisa berkelanjutan," katanya.
Ia menjelaskan, panitia menerapkan strategi "hybrid" untuk penyelenggaraan Festival Pesona Meti Kei dan kegiatan-kegiatan disebar di sejumlah tempat.
Artinya, orang dari daerah lain bisa melihat festival secara virtual, karena panitia akan melakukan siaran langsung di kanal Youtube.
Kemudian, kegiatan-kegiatan tidak terpusat di satu tempat agar tidak menimbulkan kerumunan warga.
Contohnya seperti lomba layangan pada 24 Oktober berlokasi di Ohoi Oholilir, kemudian futsal extreme akan digelar di Ohoi Ohoidertavun.
Selain itu, lomba dayung sampan akan digelar pada 26 Oktober di Ohoi Letman dan puncaknya ada bersepeda Tour de Mollucas di Pantai Ngurbloat.
"Lokasi dipencar supaya tidak timbul kerumunan warga. Kita sangat menjaga protokol kesehatan di acara ini," pungkasnya.
[Gambas:Photo CNN]
[Gambas:Video CNN]