Membedah Pemulihan Trauma Hong Banjang Hometown Cha Cha Cha

CNN Indonesia
Senin, 18 Okt 2021 16:40 WIB
Tokoh Hong Du-sik di Hometown Cha Cha Cha dikisahkan melalui proses pemulihan trauma yang lama karena kejadian di masa lalu. Simak penjelasan psikolog berikut.
Tokoh Hong Du-sik di Hometown Cha Cha Cha dikisahkan melalui proses pemulihan trauma yang lama karena kejadian di masa lalu. (Arsip tvN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jelang penghujung kisah cinta Hong Du-sik dan Yoon Hye-jin, penonton Hometown Cha Cha Cha malah dibikin 'mulas'. Ada konflik yang berfokus pada Du-sik alias Hong Banjang. Ia ternyata menyimpan luka dari masa lalu dan belum berani terbuka pada Hye-jin.

Sedari episode awal-awal, penonton diberikan petunjuk mengenai trauma Hong Banjang serta sesi konsultasinya dengan tenaga profesional. Bahkan sempat di satu sesi disebutkan bahwa proses pemulihan menunjukkan perkembangan positif.

Namun ternyata tokoh pria yang diperankan Kim Seon-ho ini belum benar-benar pulih. Mengapa proses pemulihan trauma bisa memakan waktu lama?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum, ada beberapa hal yang menyebabkan proses pemulihan trauma bisa memakan waktu lama.

"Luka yang disimpan terlalu dalam, mengabaikan perasaan atau emosi sendiri sejak awal sehingga tanpa disadari luka itu terus ada atau tidak hilang dan justru semakin lama semakin mengganggu, juga ketidaktahuan bagaimana melepaskan diri dari luka," kata Rahma via pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/10).

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemulihan trauma sebagai berikut.

1. Kesadaran diri atau awareness

Rahma berkata, kesadaran diri atau sadar adalah proses pertama dari pemulihan (healing). Orang sadar bahwa ada sesuatu yang tidak pas atau tidak tepat yang sedang dialaminya.

"Tanpa kesadaran diri, seseorang tidak merasa perlu untuk pulih dan berubah ke arah hidup lebih baik," imbuhnya.

2. Kemauan diri mencari cara untuk pulih

Dari kesadaran bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan perlu dipulihkan, kemudian perlu tindak lanjut dengan mencari cara untuk pulih, mencari dukungan dan mencari bantuan.

Seringkali orang enggan mencari bantuan tenaga profesional dengan berbagai alasan termasuk ada ketakutan mendapat cap 'gila'.

3. Kemauan untuk berproses

Merawat dan memulihkan luka secara mental atau psikologis berbeda dengan merawat luka secara fisik. Rahma berkata, healing bukan sesuatu yang instan. Kadang tidak cukup sekali atau dua kali berkonsultasi, belum ditambah terapi-terapi yang perlu dijalani.

"Terkadang seseorang berhenti di tengah jalan sebelum dia benar-benar pulih karena lelah dengan prosesnya," katanya.

4. Dukungan orang terdekat

Seorang yang dalam proses healing memerlukan dukungan dari orang sekitar terutama orang terdekat semisal pasangan maupun keluarga inti.

Dalam kasus Hong Banjang, Hye-jin jadi orang terdekat yang mempengaruhinya untuk healing, di samping para warga Gongjin.

5. Akses pada ahlinya

Tidak semua orang beruntung memiliki akses ke tenaga profesional termasuk psikolog, psikiater maupun konselor. Hong Banjang saja harus ke Seoul untuk bisa berkonsultasi sebab Gonjing diceritakan sebagai desa pesisir yang serba terbatas untuk urusan fasilitas kesehatan. Saat akses sulit, tentu healing makin sulit dilakukan.

6. Jadi pasangan yang supportif

Sebagai pasangan, Hye-jin diharapkan bisa mendukung proses healing Hong Banjang. Namun karena Hong Banjang sendiri belum mau terbuka, respons Hye-jin mungkin mewakili respons semua orang saat pasangannya seperti menyembunyikan sesuatu.

Padahal dalam suatu hubungan, perlu keterbukaan dan kejujuran untuk membangun kepercayaan.

Bagaimana ya agar bisa jadi pasangan yang suportif demi pemulihan trauma si dia?

Simak jawabannya di halaman berikut.

Do dan don'ts saat seseorang menjalani proses pemulihan dari trauma.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER